Nakita.id - Kini, hampir semua orang memiliki ponsel. Tidak sedikit juga yang menggunakan sejumlah gawai dalam kesehariannya, mulai dari ponsel pintar, tablet, hingga perangkat permainan elektronik. Anak-anak pun jadi terpapar gadget sejak kecil.
Namun, ternyata kecanggihan teknologi bisa berdampak buruk terhadap perkembangan anak-anak. Hasil riset yang ditampilkan pada acara 2017 Pediatric Academic Societies Meeting menyatakan, keberadaan gadget canggih bisa membuat anak-anak berisiko mengalami keterlambatan dalam berbicara.
Studi yang dilakukan di Canada ini menemukan, semakin lama orangtua membiarkan anak memainkan atau menonton film dengan gawai, semakin besar kemungkinan ia mengalami keterlambatan berbicara, terutama untuk aspek berbicara ekspresif. Untuk setiap tambahan 30 menit waktu bermain gadget, risiko terlambat bicara meningkat hingga 49%. Sementara itu, tidak ada kaitan antara waktu penggunaan gadget dengan keterlambatan jenis komunikasi lainnya, seperti interaksi sosial, bahasa tubuh, atau gerak-gerik tubuh.
"Sekarang ini gawai bisa dimainkan di mana saja, karena bentuknya begitu kecil sehingga bisa dipegang oleh anak-anak," kata Dr. Catherine Birken, MD, MSc, FRCPC, peneliti utama studi sekaligus ahli dari The Hospital for Sick Children. "Tidak hanya waktu menonton televisi yang perlu dibatasi untuk anak-anak berusia di bawah lima tahun, melainkan juga penggunaan gawai untuk menonton ataupun bermain game," lanjut Dr. Birken.
Hasil studi Dr. Birken mendukung diluncurkannya rekomendasi terbaru oleh American Academy of Pediatrics (AAP) seputar pelarangan pemberian gadget apa pun pada anak-anak berusia di bawah 18 bulan, terutama gadget yang memiliki layar cukup besar sehingga bisa digunakan untuk menonton.
Sementara untuk anak berusia di atas 18 bulan hingga 5 tahun, memberikan rekomendasi sebagai berikut:
* Gawai dengan layar besar dapat mengurangi kesempatan anak untuk berbicara, bermain, dan mengeksplorasi dunia nyata, sehingga penggunaannya harus sebijak mungkin.
* Anak-anak di atas 18 bulan dapat melakukan video chat.
* Saat usia anak antara 18-24 bulan, orangtua sebaiknya membatasi penggunaan perangkat berkualitas tinggi. Anak boleh menonton materi edukasi bersama orangtua, kemudian orangtua dapat memperlihatkan contoh-contohnya di dunia nyata. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat mengurang kebutuhan anak untuk berbicara dan bermain dengan orang di sekitarnya.
* Anak berusia 2-5 tahun diperbolehkan menonton di perangkat berkualitas tinggi selama satu jam-akan lebih baik lagi jika didampingin oleh orang dewasa.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR