Tetapi, apa jadinya bila hal itu berlangsung terus-menerus? Justru akan jadi kebiasaan dan sulit ditinggalkan dan memicu gaya hidup boros.
2. Ingin membeli tanpa alasan
Untuk beberapa permepuan, diskon dijadikan salah satu senjata membeli barang-barang yang sebenarnya tak diperlukan.
Mereka berpikir sah-sah saja membeli barang yang tak terlalu penting dengan harga miring.
Pada akhirnya mereka tak benar-benar menggunakannya dan hal itu ditengarai adanya dorongan diskon tanpa melihat kebutuhan utama.
Baca Juga : Kisah Cintanya Kerap Pilu, Dua Peramal Ini Terawang Adanya Aura Gelap dalam Diri Luna Maya
3. Pengaruh lingkungan
Hal yang wajar bila seseorang merasa penasaran dengan adanya minat tinggi lingkungannya membeli berbagai barang diskon.
Dari situlah, naluri seorang perempuan muncul.
Ia juga akan mencari tahu adakah barang murah yang mereka inginkan.
Kemudian ia memutuskan untuk membelinya melalui berbagai tawaran menarik disertai banyaknya bonus dan tambahan potongan harga atau diskon yang sebenarnya tak berpengaruh pada besaran potongan harga.
Tak peduli apa pun alasannya, saat memeroleh barang yang diinginkan dengan harga murah, para perempuan merasa nafsunya terpuaskan.
Bahkan mereka merasa bahwa kemampuannya membeli barang yang di bawah harga standar mampu membuat dirinya bangga.
Terlebih, banyaknya barang belanjaan kerap membuatnya mendapatkan kupon atau hadiah-hadiah lainnya.
Ditambah adanya undian bagi pembeli yang beruntung.
Jadi sekarang Moms sudah paham kan mengapa Moms bisa sangat kalap dengan diskon?
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Kompas.com,The Cut,Huffpost |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR