Nakita.id - Di dunia, angka kematian yang berkaitan dengan kanker rongga mulut sangat tinggi yaitu berkisar 50%.
Sedangkan di Indonesia, jumlah penderita kanker rongga mulut mencapai 5,3% di tahun 2012 dan diproyeksikan akan meningkat 21,5% di tahun 2020.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kanker mulut, merokok, konsumsi alkohol, virus, pola makan dan keturunan.
Baca Juga : Akibat Operasi Plastik Wajah dan Kelopak Mata, Mulut Artis Ini Bengkak Hingga Bernanah!
Drg. Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD, Ketua Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia ditemui dalam acara konferensi pers 'SeMuRi: Periksa Mulut Sendiri' di Jakarta (13/12) memaparkan hasil penelitian Independen terakhir di Jakarta dam Nusa Tenggara Timur (NTT) tentang kanker mulut.
Hasil penelitian menunjukkan faktor kanker di Jakarta dan NTT yang tertinggi adalah merokok, mengunyah sirih, alkohol dan faktor lainnya.
Penderita kanker mulut terbanyak adalah laki-laki di atas 40 tahun.
Untuk pengetahuan, 64% kanker mulut dapat diawali oleh lesi pra kanker yang ditandai denga dengan perubahan warna.
Tekstur atau tampilan mukosa mulut yang normal berwarna muda dan kenyal.
Jika ada yang berubah menjadi warna merah, maka hal ini dapat menjadi petunjuk yang memerlukam perhatian.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Agar Cepat Hamil, 5 Hal Ini Harus Diperhatikan!
Rahmi menjelaskan, "Tanda-tanda awal kanker mulut dikenali dengan adanya warna, tekstur atau luka di rongga mulut yang tidak sembuh-sembuh lebih dari satu bulan.
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dia menderita kanker rongga mulut karena tidak ada rasa sakit dan tidak ada tandanya," ungkap Rahmi.
Rahmi menambahkan bahwa angka bertahan hidup penderita kanker rongga mulut tergolong kecil di bawah 3 tahun.
"Angka bertahan hidup pasien kanker rongga mulut rata rata adalah 3 tahun saja.
Padahal, apabila lesi para kanker dapat ditemukan dan kemunduran selnya belum terlalu jauh, dan respons pengobatannya masih baik, maka angka bertahan hidup pasien dapat meningkat lebih dari 80% atau di atas 5 tahun. Dengan demikian angka kematian dapat diturunkan."
Untuk meningkatkan angka bertahan hidup pasien kanker rongga mulut, Rahmi dan sejawatnya bertekad untuk lebih sering mensosialisasikan tentang kanker mulut ini.
"Untuk itu kami, Ikatan Spesialis Penyakit Mulut saat ini akan melakukan edukasi dan sosialisasi yang lebih banyak lagi. Salah satunya dengan gerakan SaMuRi (Periksa Mulut Sendiri)."
Caranya, periksa bagian mulut depan atas dan bawah, dinding mulut kiri dan kanan, dinding atas mulut, lidah depan, bagian lidah kanan dan kiri, serta bawah lidah.
Baca Juga : Beragam Hal Unik Dilelang Secara Online, Mulai Keperawanan Gadis Cantik Sampai Toples Berhantu
Jika terdapat perubahan pada jaringan lunak mulut yang mencakup ukuran, bentuk, tekstur, serta kekenyalan, sebaiknya segera menemui dokter.
Samuri tersebut bisa dilakukan kapan saja agar tanda dan gejala yang sangat minim bisa ditemukan sebagai langkah pencegahan dini.
"Lakukan Samuri sesering mungkin karena perubahan bisa terjadi kapan saja dan tidak dipengaruhi hormon seperti pada kanker payudara.
Perubahan yang paling sering terjadi biasanya di sekitar bagian pinggir U mulut bawah yang seperti iritasi kemerahan atau benjolan berwarna putih," tutup Rahmi. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR