Pada 1948 dia meninggal di usia 84 Tahun di Philadelphia's Marshall Square Sanitarium.
"Perempuan ini, yang meninggal tanpa uang sepeser pun di sebuah sanatorium dalam keadaan demensia, adalah seorang wanita yang bisa mendapatkan keuntungan dari Hari Ibu jika dia mau," kata Antolini.
"Tapi dia mencerca orang-orang yang melakukannya, dan dia membayar mahal atas semua usahanya, baik secara fisik maupun finansial," tambahnya.
Hari libur yang digagas Anna Jarvis telah menyebar ke sebagian besar dunia, meski dirayakan dengan antusiasme yang bervariasi, dalam berbagai cara, dan di hari yang berbeda.
Sedangkan di Indonesia, Hari Ibu lebih menyoroti peran perempuan dalam membangun bangsa.
Baca Juga : Seorang Pria Jual 'Tubuh' Sang Istri dengan Bayaran Rp77 Ribu!
Ketika Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 memutuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, para pencetus tengah memperjuangkan kemerdekaan, dan perbaikan keadaan perempuan Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR