Nakita.id - Berita mengejutkan datang dari Malaysia. Ada sosok janin mati yang memiliki rambut dan penisnya sendiri telah dikeluarkan dari perut seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun.
Pasien yang tidak ingin disebutkan namanya ini awalnya terganggu karena merasakan sakit perut yang tak tertahankan dan disertai kembung sejak lahir. Kondisi ini membuat para dokter bingung.
Baru pada saat ia menginjak remaja, kemudian pasien ini meminta bantuan segera di rumah sakit setempat, karena semakin merasakan keanehan.
Ternyata isi perut si remaja adalah kembarannya sendiri yang sejak dulu bercokol di perutnya. Dokter sempat mengira tumor, tapi ternyata janin yang telah mati. Janin yang telah mati itu memiliki rambut panjang, alat kelamin pria serta kulit menutupi tubuhnya ketika diangkat melalui tindakan operasi.
Baca juga: Kisah Bayi Di India Yang Hamil Kembarannya Sendiri
Ahli bedah di Rumah Sakit Sultan Abdul Halim di Sungai Petani menemukan janin, yang beratnya 1,6 kilogram dan memiliki anggota tubuh yang tidak lengkap.
Baca juga : Cegah Janin Cacat, Ibu Hamil Perlu Cek Laboratorium ini
Dikatakan bahwa janin tersebut merupakan calon bayi yang tidak bisa bertahan, artinya tidak mampu hidup mandiri, tidak memiliki mulut, tali pusar atau plasenta, menurut Laporan Kasus BMJ.
Dokter pada awalnya meminta pemindaian CT untuk remaja tersebut ketika mereka merasakan bagian perut yang lembut dan keras di bagian tengah perutnya sebagai tanda-tanda tumor.
Pemindaian kemudian mengungkapkan 'massa intra-abdomen besar' yang panjangnya 23,8cm, yang menunjukkan perkembangan tulang belakang. Ini menghentikan kecurigaan dokter akan munculnya kanker.
Mereka menulis, “Komponen yang mendukung janin yang terlihat di dalam massa termasuk tengkorak yang cacat, tubuh vertebral dan tulang panjang.” Setelah operasi berisiko tersebut, bayi yang belum lahir dikembalikan ke keluarga untuk pemakaman pribadi sesuai permintaan sang ibu.
Dikenal sebagai foetus in fetu, literatur medis menyatakan bahwa hanya 200 kasus dengan kondisi langka yang pernah dilaporkan di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh pemisahan bayi kembar yang tidak lengkap, yang gagal tumbuh dan malah menjadi bagian internal kembar yang sehat.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR