Nakita.id - Tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam di pesisir Banten dan Lampung Selatan masih menyimpan duka.
Ratusan warga jadi korban dan puluhan bangunan rusak akibat diterjang tsunami.
Banyak orang yang yang tidak bisa menyelamatkan diri ketika tsunami terjadi lantaran hal itu terjadi secara tiba-tiba.
Namun ada pula yang bisa selamat setelah berusaha bertahan dari tsunami.
Baca Juga : Akan Manggung di Tepi Pantai, Rizal Armada Ungkap Rasa Trauma Setelah Tsunami Banten, Batal Konser?
Seperti kisah beberapa nelayan yang berenang selama 18 jam untuk bisa mencapai daratan dan mencari bantuan.
Mulanya, ketika tsunami terjadi ada beberapa nelayan sedang melalut.
Sayang, tsunami pun terjadi seketika dan membuat kapal yang mereka tumpangi diterjang oleh tsunami.
Alhasil ada tujuh nelayan yang selamat dari tsunami itu berusaha berenang ke tepian dan meminta bantuan.
Baca Juga : Menangis Kehilangan Sang Istri, Ifan Seventeen Ungkap Alasan Bertekuk Lutut pada Dylan Sahara
Lihat postingan ini di Instagram
Tidak disangka, para nelayan itu berenang cukup lama yaitu selama 18 jam dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB di kemudian harinya.
"Jadi yang selamat itu orang 7, berenang dari jam 8 (malam) sampai jam 2 siang," jelas Ican salah seorang nelayan yang selamat.
Sayang, tiga orang di antara mereka kelelahan dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Baca Juga : Keinginan Sederhana Dylan Sahara yang Belum Terwujud Sebelum Meninggal Dunia
Keempat nelayan yang terus berenang itu akhirnya berhasil bertemu dengan kapal yang lewat dan mereka meminta tolong untuk ikut ke tepian.
"Jadi saya minta bantuan kapal dari Jawa untuk dibawa ke sini (dermaga Kalianda, Lampung Selatan)," tambah Ican.
Setelah ditemukan oleh kapal warga, keempat nelayan ini mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuhnya.
Baca Juga : Isak Tangis Ade Jigo Perlihatkan Makam Sang Istri: 'Bunda Bidadari Surga Ayah'
Meskipun demikian, mereka akhirnya selamat dari tsunami yang menerjang kapal mereka meskipun harus berenang selama 18 jam.
Hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 tercatat ada 429 korban meninggal dunia.
Rinciannya, terdapat 290 orang menjadi korban meninggal di Kabupaten Pandeglang, Lampung selatan 108 orang, Kabupaten Serang 29 orang, Pesawaran dan Tanggamus masing-masing 1 orang.
Baca Juga : Momen Mengharukan Ketika Gading Pulang ke Rumah Gisel, Gempi Inginkan Hal Sederhana Ini
Selain 429 korban meninggal dunia, ada pula korban luka-luka sebanyak 1.485 dan terdapat 154 orang masih dinyatakan hilang.
Selain korban jiwa, tsunami yang menerjang Banten dan Lampung Selatan telah merusak 882 unit rumah, 73 penginapan yang berupa hotel dan villa serta 60 warung.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR