Nakita.id - Kejadian tsunami yang melanda wilayah selat sunda masih menyisakan duka mendalam bagi para korban.
Tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam lalu tersebut menewaskan 430 orang dan ribuan lainnya luka-luka.
Baca Juga : Sedih Ditinggal Sahabat, Ade Jigo Kenang Sifat Aa Jimmy Semasa Hidup
Banyaknya korban yang berjatuhan dikarenakan tsunami yang datang tiba-tiba tanpa peringatan, misalnya gempa, sehingga warga tidak melakukan tindakan antisipasi bencana.
Pada saat kejadian, terdapat banyak sekali warga yang sedang menikmati liburan di area pantai.
Dikutip dari Tribunnews, beberapa warga Pandeglang, Banten mengaku melihat ada tingkah aneh seekor buaya yang cukup menarik perhatian mereka.
Seekor buaya dari laut terlihat ada di daratan Desa Panilis, Sumur, Pandeglang, Banten 1,5 jam sebelum insiden tsunami.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Nikmati 7 Makanan Ini Kalau Mood Lagi Turun
Buaya yang berukuran tiga meter tersebut tampak melahap ikan hasil buruannya di pantai.
Fenomena buaya laut berada di darat untuk memakan ikan sangat jarang ditemui warga.
Hal lain yang lebih membuat warga terheran adalah karena buaya tersebut beberapa kali berdiri tegak menggunakan dua kaki belakangnya.
Buaya besar tersebut berdiri tegak sambil memandang lautan lepas.
Karena berdiri tegak, ekor buaya tersebut tampak menyentuh pasir pantai.
Seorang warga yang bernama Sukarwani mengaku curiga dengan kelakuan buaya tersebut.
Sebab, buaya tersebut tidak berdiri tegak sekali atau dua kali, melainkan berkali-kali.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Memilih Selimut , Wajib Perhatikan Hal Berikut
"Dia lagi makan, terus berdiri lagi. Makan lagi, berdiri lagi. Sering lah beberapa kali. Lihatnya ke arah yang sama terus," jelasnya saat berbincang dengan Tribunnews.com di Desa Paniis, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018).
Beberapa saat setelah melihat tingkah aneh buaya besar itu, Sukarwani atau akrab dipanggil Kiwong itu mendapat kabar dari nelayan di tengah laut.
Sang nelayan mengabarkan bahwa ada ombak yang sangat besar menuju ke daratan.
Lihat postingan ini di Instagram
Setengah jam kemudian Kiwong dan warga desanya mendapat kabar bahwa kawasan Ujung Koneng sudah terkena tsunami.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Kanker Ovarium Cenderung Terlambat Ditangani, Ini Penyebabnya
Kiwong dan warga lainnya kemudian mengungsi untuk mencari tempat lebih aman.
"Saya balik lagi ke pantai. Semua bagan yang ada di laut tiba-tiba lampunya mati. Terus lihat air warna putih sepanjang itu. Pas mulai mendekat, saya langsung lari ke bukit," urainya seraya tangannya menunjuk ke arah lautan.
Beruntung, sebagian besar warga Desa Paniis dapat menyelamatkan diri, namun satu orang nenek menjadi korban tidak selamat.
"Satu orang saja yang di sini jadi korban," katanya. (*)
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR