Nakita.id - Beberapa waktu lalu, Indonesia baru saja dilanda bencana tsunami.
Tsunami ini baru saja terjadi di wilayah Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu, yang berdampak pada sebagian wilayah Lampung dan Banten.
Bencana ini pun mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan, diantaranya adalah para personel band Seventeen dan keluarga.
Baca Juga : Firasat Wirang Birawa Tahun 2019, Ada Bencana Air di Pulau Jawa dan Kalimantan, Tsunami Lagi?
Usai adanya bencana tsunami Banten ini, banyak peramal atau tokoh yang kemudian meramalkan adanya bencana yang akan terjadi di 2019 mendatang.
Hanya dalam hitungan hari, kita semua akan melalui pergantian tahun dan menyongsong hidup baru.
Salah seorang peramal bernama Wirang Biwara pun justru menyampaikan firasat kurang baik yang dimilikinya.
Peramal yang kerap muncul memakai topeng ini memiliki kekhawatiran besar terhadap sesuatu yang mungkin terjadi di tahun 2019.
Sebagian besar kekhawatiran Wirang mengenai bencana alam yang sangat dahsyat di Indonesia tahun 2019.
"2018 segera berakhir, kita menyambut tahun baru 2019 dengan semangat yang baru. Tapi saya memiliki firasat dan kekhawatiran yang teramat besar untuk Negeriku Indonesia. Ada ledakan gunung yang sangat besar sekali dan kejadian ini membuat saya menangis," kata Wirang Birawa dalam video yang diunggah ke instagram.
Wirang juga memiliki firasat akan terjadi bencana alam berkaitan dengan air di sekitar pulau Jawa dan Kalimantan.
Bahkan volume air yang menyentuh daratan berjumlah sangat banyak, bisa jadi tsunami atau banjir.
Bencana alam berkaitan dengan air itu akan membuat semua orang panik ketakutan dan menangis.
"Ada kecelakaan transportasi udara dan laut. Ada air banyak yang menyentuh daratan di pulau Jawa dan Kalimantan. Ada guncangan dahsyat yang membuat orang-orang panik dan menangis.
Kerusuhan huru-hara di beberapa daerah untuk Negeriku Indonesia. Mudah-mudahan firasat saya ini tidak terjadi," ujarnya.
Baca Juga : Kedapatan Bawa Kokain dari Belanda, Steve Emmanuel Terancam Hukuman Mati
Ramalan dari Wirang ini pun cukup menghebohkan publik dan membuat kita menjadi lebih waspada.
Indonesia seperti ditakdirkan Tuhan menjadi rumah bagi gempa dan tsunami, bahkan peta wilayah Indonesia rawan tsunami pun ada.
Maklum, posisi Indonesia terletak di pertemuan empat lempeng tektonik dunia.
Yakni lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia ,dan Samudera Pasifik.
Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatra - Jawa - Nusa Tenggara-Sulawesi.
Sisi-sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
Baca Juga : Diancam Akan Dituntut Dyrga Dadali, Anji Manji Beri Penjelasan dan Mengaku Siap Melawan!
Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
Melansir dari Suar.ID, data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).
Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994).
Selama kurun 1600-2000 terdapat 105 kejadian tsunami.
Sembilan puluh persen diantaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk., 2000).
Wilayah Indonesia Rawan Tsunami
Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami.
Beberapa wilayah rawan tsunami ini terutama di pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi.
Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami.
Dalam kurun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami.
28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.
Berikut adalah peta wilayah Indonesia rawan tsunami dari BMKG.
Selain itu, seperti dilansir Kompas.com, Bali juga memiliki potensi besar dilanda bencana tsunami, Moms.
Hal ini seperti disampaikan oleh Direktur Magister Studi Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana UGM, Prof Sudibyakto.
Ia menyatakan bahwa Bali sebenarnya punya potensi besar diterjang tsunami.
Bali pun rawan terkena gempa karena berada di posisi cincin api pasifik.
"Bali termasuk daerah berisiko kena tsunami tinggi dengan pantai dataran rendah, tapi untungnya dilindungi oleh pulau Jawa dan Sumatera dari kejadian tsunami di samudera Hindia tahun 2004,” terangnya.
Baca Juga : Dikabarkan Baru Saja Menikah, Aura Kasih Sudah Dapat Musibah!
Kalimantan Belum Tentu Aman
Meski tak termasuk dalam wilayah rawan tsunami, namun Pulau Kalimantan juga tak lepas dari potensi adanya bencana.
Mengutip laman geomagz.geologi.esdm.go.id, sejatinya Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya lepas dari potensi terjadinya gempa bumi.
Ini terbukti dari kejadian gempa bumi magnitudo 6 yang terjadi pada 5 Juni 2015 di wilayah Ranau.
Gempa bumi magnitudo 5,7 yang berpusat di 413 km timur laut Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara juga terjadi pada 25 Februari 2015.
Sampai saat kini, data penelitian kegempaan di Kalimantan memang masih minim.
Secara garis besar, gempa bumi di Indonesia disebabkan oleh zona tumbukan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia.
Zona tumbukan ini berada di sebelah barat Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara, dan membentuk palung laut yang dikenal sebagai zona subduksi.
Sementara, letak Pulau Kalimantan yang jauh dari zona subduksi membuatnya lebih stabil secara tektonik.
Akan tetapi hal ini tidak membuat Kalimantan lebih aman dari kejadian gempa bumi, Moms.
Pulau Kalimantan masih memiliki risiko diguncang gempa.
Risiko guncangan gempa diperkuat dengan adanya endapan batuan yang lunak di morfologi dataran Pulau Kalimantan.
Baca Juga : Belum Lahir, Bayi Momo Geisha Sudah Dapat Hadiah Mewah di Acara 7 Bulanan, Ini Isinya!
Perlu diingat juga bahwa Pulau Kalimantan memiliki struktur geologi yang didominasi oleh sesar dan lipatan, dua faktor yang bisa memicu terjadinya gempa bumi.
Di samping itu, juga terdapat penunjaman Borneo di barat laut Sabah, penunjaman Sulu di timur laut Sabah, dan penunjaman Sulawesi Utara di timur Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Hal inilah yang menyebabkan Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya lepas dari risiko gempa bumi.
Meski semua ramalan tersebut belum tentu benar terjadi, namun tak ada salahnya kita lebih waspada akan segala kemungkinan yang ada.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Intisari,Suar.ID,Kompas |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR