Nakita.id - Moms mungkin sudah tak asing lagi dengan penyakit Rubella atau campak Jerman.
Kondisi ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Implikasi yang dapat terjadi pada janin sangat berbahaya mulai pertumbuhan yang bisa terhambat, komplikasi organ, hingga cacat.
Baca Juga : Ini Karakteristik Ibu Hamil yang Meningkatkan Kemungkinan Jantung Bawaan Janin
Untuk mencegahnya pemerintah begitu masif dalam mensosialisasikan Vaksin MR untuk campak dan Rubella ini.
Nah Moms penyakit ini memiliki tanda-tanda mirip flu biasa dan ruam pada umumnya.
Oleh karena itu sebaiknya ibu hamil mewaspadai berbagaai gejala khas lainnya yang bisa dialami.
Terkait dengan hal ini, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S Hadinegoro Sp.A(K) pada kuliah terbuka "Diptheria, Measles, and Rubella; Prevention and Control "di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta menjelaskan beberapa tanda yang dimaksud, ditulis Desember 2018.
Beberapa tanda yang harus diwaspadai antara lain :
- Suhu badan sedikit tinggi (sampai 39° C), dan tetap tinggi selama beberapa hari.
- Hidung berair atau tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk.
- Bengkak, radang atau kemerahan pada mata, dan mata berair.
Baca Juga : Jangan Takut Chubby! Lakukan 4 Teknik Mudah Senam Wajah Sebelum Tidur Agar Pipi Tirus
- Bengkak dan nyeri di kelenjar getah bening yang bisa bertahan lebih dari satu minggu, bahkan setelah ruam hilang.
- Ruam merah muda atau kemerahan.
Pertama muncul di wajah dan berangsur-angsur menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini berlangsung selama tiga hari.
-Nyeri otot atau sendi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, virus dapat menyebabkan infeksi telinga atau pembengkakan di otak.
Baca Juga : Saat Anak Demam Sebaiknya Obatnya Paracetamol atau Ibuprofen ya Moms?
Adapun hal di bawah ini masalah serius dan gejala yang mungkin terjadi:
- Nyeri terus menerus di kepala yang bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
- Nyeri telinga yang terus-menerus, yang menyebabkan sulit mendengar
- Kekakuan di leher
Moms bila saat hamil merasakan tanda-tanda tersebut, sebaiknya diperiksakan dokter ya untuk penanganan tepat. (*)
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR