Nakita.id - Beberapa hari lalu dunia vloger dan Instagram sempat tidak dihiasi keceriaan Ria Ricis. Pasalnya, adik kandung Oki Setiana Dewi ini harus masuk dan terkapar tanpa daya upaya di rumah sakit. Hal itu terlihat pada postingan foto di Instagramnya dengan komentar, “@atiikazzz lbh dr tmn, sahabat, kakak, spt ibu dan malaikat tanpa sayap. thats why i luv her," tulis vloger dan selebgram ini untuk sahabatnya yang setia menemaninya selama di rumah sakit (17/10).
Mengenai alergi obat, seperti yang dialami Ria Ricis, memang tidak bisa disepelakan. Sayangnya, kita tidak tahu, apakah diri kita atau anak kita mengalami alergi terhadap obat tertentu.
Hati-Hati Terhadap Obat Pemicu Alergi Obat
Alergi obat terjadi karena tubuh menolak zat tertentu yang terkandung dalam suatu obat. Obat-obatan yang dianggap paling sering menimbulkan alergi, di antaranya: antibiotik penisilin, sulfonamid, obat analgetik (penghilang rasa sakit), serta obat antipiretik (penurun panas).
Jenis obat-obatan tersebut termasuk paling banyak beredar di masyarakat. Tak heran bila risiko seseorang mengalami alergi obat pun cukup besar. Penting diketahui, baik obat bebas maupun obat resep, sama-sama berisiko menimbulkan alergi.
Cara pemberian obat pun berpengaruh dalam memunculkan alergi. Di antara obat oral (melalui mulut), obat topikal (oles/semprot), obat yang diteteskan, dan obat yang disuntikkan, yang memiliki peluang besar sebagai pemicu alergi adalah obat yang diberikan dengan cara disuntik, karena biasanya langsung bereaksi terhadap tubuh.
Pada anak, alergi obat hanya terjadi pada anak yang memiliki bakat alergi. Mengenai kapan terjadinya, tak bisa diprediksi atau diduga sebelumnya. Dengan kata lain, bagi penderita alergi, obat merupakan "zat asing" yang harus diperhatikan dan diwaspadai, sama halnya dengan alergen (pencetus alergi) lain, seperti: udara, debu, atau makanan.
Gejala Alergi Obat
Reaksi akibat alergi obat sebenarnya tak muncul secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang disebut sensitisasi. Maksudnya, seseorang menjadi sensitif/rentan mengalami alergi lantaran sering mengonsumsi obat-obatan tertentu. Contohnya, jika setiap kali sakit, si kecil selalu diberi obat A, lama-kelamaan obat tersebut bukannya menyembuhkan, justru akan bereaksi secara negatif. Sebaliknya, jika obat A hanya dikonsumsi sekali dua kali saja, kemungkinan menimbulkan alergi sangat kecil.
Tapi jangan lupa, ini hanya berlaku bagi anak yang memiliki bakat alergi; tidak terjadi pada semua orang/anak. Si kecil yang bukan penderita alergi tidak akan berisiko mengalami alergi obat, meski harus mengonsumsi suatu obat secara kontinu.
Gejala alergi obat pun sangat individual, berbeda pada setiap orang.
Oleh karena itu, jangan sembarangan minum obat, jika tidak direkomendasikan dokter. Jangan lupa juga, lakukan tes alergi untuk mengetahui bakat alergi anak yang memang sangat berisiko terkena alergi obat dibandingkan orang dewasa.
KOMENTAR