Nakita.id - Moms, menjalin relasi secara online saat ini bukan lagi hal asing.
Kecanggihan teknologi membuat jarak makin tak berarti. Kita bisa bertemu kembali dengan teman lama melalui media sosial, menyambung obrolan-obrolan yang sempat terputus.
Bukan tak mungkin pula Moms menambah teman baru dari jejaring sosial. Bertemu di group Facebook, berkenalan dengan owner online shop via Instagram, kemudian berlanjut ke obrolan privat.
Namun ada bahaya mengintai di balik kemudahan berteman melalui media sosial.
Baca Juga : Kenal Bule di Facebook, Wanita Ini Kena Tipu Hingga Rp800 Juta, Begini Modusnya Penipuannya!
Kasus Brigpol Dewi merupakan contohnya. Seperti yang Nakita.id beritakan, Brigpol Dewi tertipu oleh pacar yang dikenalnya dari Facebook.
Kekasih Brigpol Dewi mengaku berprofesi sebagai perwira polisi di Lampung, tetapi sebenarnya dia seorang napi yang masih mendekam di lapas.
Brigpol Dewi dipecat dengan tidak hormat setelah kedapatan melakukan tindak asusila, berupa kiriman pesan porno dan foto tanpa busana kepada kekasihnya dari dunia maya.
Untuk Moms ketahui, biasanya para penipu ini akan menggunakan identitas palsu untuk mendekati korbannya. Tindakan ini disebut catfishing.
Huffington Post memuat jika catfishing sering digunakan para pelaku kejahatan online supaya korbannya tidak curiga.
Pelaku membuat jati diri baru secara online, bisa juga mencuri identitas orang lain. Dengan identitas baru inilah mereka beroperasi.
Baca Juga : Brigpol Dewi Terjebak Cinta dengan Napi, Rela Kirim Uang Hingga Video Vulgar
Jika pelaku sudah cukup dekat dengan korban, mereka akan menggiring agar korban mau melakukan tindakan-tindakan merugikan.
Tindakan semacam ini bisa juga diterapkan penipu online shop. Menggunakan identitas orang lain yang juga korban penipuannya untuk menipu calon korban berikutnya.
Begitu licin para pelaku catfish ini, Moms yang sering berinteraksi secara online sebaiknya berhati-hati.
Namun bukan berarti Moms tidak bisa menghindari catfishing.
Melansir Lifewire, terdapat trik-trik memastikan apakah kenalan online kita menggunakan identitas palsu atau tidak.
Simak 3 langkah ini agar tak tertipu identitas palsu di dunia maya.
1. Gunakan fitur “pencarian melalui gambar”
Mesin pencari seperti Google kini memiliki alat untuk melakukan pencarian dengan cara mengunggah gambar tertentu atau menyertakan tautan gambar.
Moms bisa unggah foto tertentu, misalnya foto pemilik online shop. Google kemudian akan memperlihatkan hasil pencarian berupa situs-situs dengan gambar serupa.
Jika Moms menemukan hasil situs yang memuat gambar sama tetapi identitas berbeda, Moms harus waspada ya.
Baca Juga : Bikin Obat Jadi Kurang Manjur, Ini 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan
2. Lihat jumlah teman di akun media sosial
Moms punya teman baru di Facebook, tetapi hanya ada 10 orang lain yang menjadi temannya? Ini bisa jadi tanda-tanda pelaku catfishing.
Biasanya para pelaku catfish membuat akun-akun palsu agar tampak meyakinkan seolah-olah ada orang lain yang memang mengenalnya dengan identitas tersebut.
3. Selalu membuat alasan
Setelah kenal beberapa lama dan merasa sangat akrab, teman baru Moms di media sosial selalu menolak untuk bertemu tatap muka atau dia sama sekali tidak mau video call dan ditelepon.
Penolakan-penolakan itu mungkin tanda teman baru Moms menyembunyikan sesuatu, atau menyembunyikan identitasnya.
Moms sebaiknya selalu berhati-hati dalam menjalin relasi online. Selain skeptis dengan orang baru di dunia maya, Moms juga perlu menghindari menyebar terlalu banyak informasi secara online untuk menghindari jadi korban kejahatan dunia maya.
Source | : | Huffington Post,lifewire.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR