Garuda Group sendiri menerapkan kebijakan penjualan, komisi dan lainnya sesuai dengan kebijakan baru yang telah ditetapkan.
Okta menjelaskan bahwa hal itu tidak terjadi pada maskapai yang ada dalam Garuda Group saja.
"Bukan hanya Sriwijaya Air dan Nam Air saja yang menyesuaikan harga tiket tapi maskapai lain juga. Jadi kami tidak khawatir kehilangan penumpang karena semuanya juga menyesuaikan tarif," katanya Jumat (11/1/2019).
Sementara itu, Manajer Marketing Garuda Indonesia Cabang Palembang Meisye Paulina Tambunan menjelaskan bahwa mahalnya tiket pesawat merupakan imbas dari musim liburan akhir tahun 2018 lalu.
"Untuk saat ini masih ada imbasnya dari peak season kemarin jadi harga masih pada posisi yang baik tapi tidak melebihi dari ketentuan TBA (tarif batas atas) sesuai dengan kebijakan management kami," katanya Rabu (9/1/2019).
Selain itu, Garuda Indonesia juga menerapkan tarif batas atas menengok banyaknya maskapai di luar Garuda yang sudah mulai memberlakukan kebijakan baru.
Kebijakan baru tersebut misalnya free baggage allowance (bagasi gratis) atau aturan pemberian komisi, dan juga penambahan penghasilan (insentif) yang baru.
"Soal harga kita tidak melanggar peraturan pemerintah dan maskapai lain selain Garuda juga hingga kini belum menurunkan harga pasca puncak musim libur," jelas Meisye.
Source | : | Tribun Sumsel,Suar.ID,Serambinews.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Kunthi Kristyani |
KOMENTAR