Menurut dr. Jimmy Panji, SpOG dalam tabloid Nakita Edisi 841, ibu yang hamil dengan usia terlalu muda, memiliki riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya, malnutrisi dan kehamilan kembar memang risiko yang perlu diwaspadai.
Lalu apa dampaknya jika terjadi kekurangan cairan ketuban? Tentu saja akan mengganggu kehidupan janin.
“Ketuban sedikit bahkan mengakibatkan kondisi gawat janin karena janin tumbuh dalam kamar sempit yang membuatnya tidak bergerak bebas,” ujar dr. Hendra Gunawan Widjanarko, SpOG dalam tabloid Nakita Edisi 376.
Baca Juga : Minum Rendaman Air dan Biji Ketumbar, Rasakan 6 Manfaat Kesehatan Tak Terduga Ini!
Air ketuban kurang ini juga dapat diketahui dengan pemeriksaan melalui USG.
Moms perlu dan penting memahami jadwal pemeriksaan kehamilan untuk menghindari air ketuban kurang yang berkelanjutan.
Moms juga perlu waspada jika ada cairan yang keluar dari vagina secara terus menerus baik yang jumlahnya sedikit ataupun banyak.
Biasanya cairan yang keluar berbau agak anyir, berwarna jernih dan tidak kental.
Baca Juga : Tak Sadar Ketagihan Minum Air Kelapa Setiap Hari, Gadis Ini Alami Perubahan pada Tubuhnya Setelah Seminggu
Hal ini bisa menjadi tanda cairan ketuban merembes karena ada bagian yang robek.
Tanda lainnya yang bisa Moms rasakan adalah setiap janin bergerak, perut jadi terasa nyeri.
Air ketuban sendiri sebenarnya tidak akan habis selama kehamilan dan janin masih normal, bahkan air ketuban akan tetap diproduksi.
Menurut dr. Gunawan, kondisi cairan ketuban yang kurang ini bisa diatasi dengan menjalani pola hidup sehat dan asupan gizi seimbang.
Moms juga tak perlu khawatir sebab kurangnya air ketuban tidak menutup kemungkinan janin lahir dengan normal.
Apakah ASI Bisa Keluar Lagi Setelah Berhenti Menyusui Beberapa Bulan dan Bagaimana Caranya?
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR