Nakita.id - Tak ada orangtua yang senang melihat anaknya terbaring lemas karena sakit.
Begitu pula dengan pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Moms.
Putra semata wayang mereka, Rafathar Malik Ahmad kini tengah terbaring lemas karena sakit yang dideritanya.
Baca Juga : Raffi Ahmad Bagikan Potret Rafathar Terbaring Lemas, Ternyata Alami Sakit Ini Hingga Menahan Tangis
Melalui instagramnya, Raffi membagikan potret putranya yang tengah terbaring dengan selimut tebal yang menutupinya.
Ia pun juga menunjukkan sebuah termometer digital yang menunjukkan angka 39 derajat celcius.
Ternyata Rafathar tengah mengalami demam dan panas tinggi, Moms.
Raffi pun langsung memberinya kompres instan yang ditempelkan di dahinya.
Sama halnya seperti Raffi dan Nagita, Moms pasti juga akan merasa sedih bila Si Kecil mengalami panas tinggi.
Tak hanya sedih, Moms mungkin akan merasa panik dan bingung harus memberikan obat apa untuk Si Kecil.
Lalu bagaimana cara menurunkan panas pada anak dengan obat tradisional?
Sebagai pertolongan pertama, biasanya orangtua menggunakan obat, seperti parasetamol atau lain-lainnya.
Jika tidak ada obat, mungkin mengkompresnya dengan air hangat menjadi pilihan.
Nah, pernahkah Moms teringat untuk memberikan obat-obat tradisional kepada anak Moms guna menurunkan panas pada anak?
Mungkin ada, tapi jarang.
Baca Juga : Aura Kasih Alami Asam Lambung Saat Hamil, Ini Cara Mengatasi Agar Perut Tak Panas
Padahal menurut dr. Adji Suranto, SpA dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur yang pernah ditemui kompas.com pada 2008, obat tradisional tak kalah ampuh dengan obat lainnya.
Menurutnya, obat-obat tradisional memiliki kelebihan dibanding obat-obatan kimia.
Seperti toksisitasnya relatif lebih rendah, sehingga relatif aman digunakan, terutama untuk anak Moms yang tubuhnya sedang panas.
Selain itu, kandungan tanaman obat cukup kompleks dan organis.
Jadinya, obat-obatan tradisional dapat disetarakan dengan makanan.
Ini bisa menjadi nilai plus memilih obat tradisional daripada obat kimia sebagai cara menurunkan panas pada anak.
Sebab, diketahui anak-anak tidak begitu menyukai yang namanya obat (baik kimia atau tradisional) karena rasanya yang (mungkin) pahit.
Belum lagi bentuknya yang mungkin tidak terlalu menarik di mata anak-anak.
Karenanya, jika obat tradisional bisa disertakan berbarengan dengan makanan, terutama makanan favorit mereka, maka anak-anak bisa mengonsumsinya dengan baik.
Nilai plus lainnya obat tradisional daripada obat kimia sebagai cara menurunkan panas pada anak adalah harganya lebih murah.
Nah, berikut beberapa obat tradisional yang bisa dipilih sebagai cara menurunkan panas pada anak, seperti dilansir Intisari.
Baca Juga : Yuk Terapkan Perawatan Kulit Ini di Malam Hari, Hasilnya Tak Terduga!
1. Kunyit (Curcuma longa)
Kunyit memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron, dan zingiberen yang bermanfaat sebagai antibakteri, anti-peradangan, dan antioksidan.
Fungsi lainnya selain menurunkan panas pada anak adalah meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)
Bentuk temulawak itu mirip seperti temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda.
Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan.
Sedangkan bunga temu putih berwarna putih dengan tepi merah dan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.
Manfaat temulawak bisa sebagai antiperadangan dan antibiotik.
Ia juga punya manfaat lain seperti mengobati diare, maag, perut kembung, dan pegal-pegal.
3. Bawang merah (Allium cepa L.)
Nama bawang merah tidak asing, sebab ia sering digunakan sebagai bumbu dapur.
Tapi ia juga memiliki kandungan seperti minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.
Caranya, kupas bawang merah dan tambahkan minyak kelapa secukupnya.
Setelahnya, gunakan pada area lipatan tubuh, seperti ketiak dan paha.
Lalu berapa banyak dosis yang aman untuk anak kita?
Untuk bayi (di bawah usia 1 tahun) gunakan 1/8 dari dosis dewasa.
Sementara untuk anak 2 hingga 5 tahun sekitar ¼ dosis dewasa.
Anak 6 hingga 9 tahun sekitar 1/3 dosis dewasa dan anak 10-13 tahun setengah dosis dewasa.
Source | : | Instagram,Intisari |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR