Nakita.id - Terkadang tanda-tanda kecil infeksi ginjal seperti rasa sakit saat buang air kecil sering dianggap sepele.
Padahal, mungkin saja ini menjadi sinyal bahwa kita tak sekadar mengalami infeksi saluran kencing, tapi infeksinya sudah menjalar ke ginjal.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mewaspadai gejala infeksi ginjal pada wanita sebelum terlambat.
Baca Juga : Tanpa Operasi, Ini 5 Cara Alami yang Bisa Hilangkan Batu Ginjal
Agar tidak tertukar dengan gejala infeksi lainnya, perhatikan gejala infeksi ginjal yang khas dialami oleh wanita berikut ini.
1. Sering buang air buang air kecil disertai nyeri
Gejala infeksi ginjal pada wanita dapat diamati dari perubahan frekuensi buang air kecil.
Jika tiba-tiba kita merasa sering buang air kecil dan disertai rasa nyeri, maka bisa jadi ini tanda ginjal sudah terinfeksi.
Staci Leisman, M.D, seorang ahli penyakit dalam dan nefrologi di Mount Sinai Hospital, mengungkap kepada Women’s Health bahwa ini bisa jadi pertanda bahwa bakteri dalam kandung kemih sudah mulai naik ke ginjal.
Kita mungkin juga merasakan nyeri dan sensasi terbakar dan sakit saat buang air kecil.
Baca Juga : Dimakamkan Hari Ini, Okie Agustina Unggah Foto Terakhir Bersama Mama dan Suaminya
Ketika lapisan uretra yang meradang terkena aliran urine, maka inilah yang menimbulkan rasa nyeri dan panas saat buang air kecil.
2. Demam
Setiap jenis infeksi yang terjadi pada organ tubuh mana pun akan memicu respon kekebalan tubuh, termasuk pada ginjal.
Ketika ginjal mulai terinfeksi, respon tubuh yang sedang melawan bakteri akan menyebabkan suhu tubuh meningkat.
Tubuh Moms biasanya akan terasa dingin, namun pada saat yang bersamaan juga mengeluarkan lebih banyak keringat di malam hari.
3. Nyeri punggung
Ginjal terletak di belakang rongga perut dan cenderung lebih dekat dengan punggung.
Ginjal yang terinfeksi pelan-pelan akan membengkak dan menekan kapsul ginjal yang menutupinya.
Karena letak ginjal lebih dekat ke punggung daripada perut, maka hal ini dapat menimbulkan rasa sakit di bagian punggung bawah.
Dokter biasanya akan mengetuk pelan ke bagian punggung bawah untuk memastikan penyebabnya.
Baca Juga : Sembuhkan Prediabetes dengan Konsumsi Makanan-makanan Berikut Ini!
Jika terasa sakit, maka hal ini bisa jadi gejala infeksi ginjal.
4. Sakit perut
Selain sakit punggung, gejala infeksi ginjal pada wanita yang paling khas adalah sakit perut.
Waalupun begitu, tidak semua wanita akan merasakan nyeri perut saat ginjalnya terinfeksi.
Walaupun letaknya cukup jauh dari perut, tidak menutup kemungkinan rasa nyeri pada ginjal akan menjalar ke organ tubuh lainnya, termasuk perut.
5. Mual dan muntah
Beberapa wanita mengalami mual dan muntah saat ginjalnya terinfeksi.
Sama seperti demam, peradangan dan infeksi dalam tubuh akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan.
Salah satunya dengan merangsang mual dan muntah.
6. Ada nanah dan darah dalam urine
Baca Juga : Menderita Asam Lambung? Coba Hindari dan Konsumsi Makanan ini
Saat buang air kecil, coba perhatikan warna dan kondisi urine kita.
Jika terdapat darah dan nanah, bisa jadi Moms terkena infeksi ginjal.
Ini karena sistem kekebalan tubuh kita sedang berusaha melawan bakteri penyebab infeksi.
Pada akhirnya memicu sel darah merah ikut terbawa bersama urine.
Ditambah lagi, peradangan pada uretra dapat memicu perdarahan dan menyebabkan kencing berdarah.
Dalam kasus infeksi ginjal yang parah, Moms mungkin juga akan menemukan nanah pada urine.
7. Air kencing berwarna keruh dan berbau
Gejala infeksi ginjal pada wanita cenderung mirip dengan gejala infeksi jamur vagina.
Bedanya, gejala infeksi ginjal tidak disertai dengan keluarnya keputihan atau cairan apa pun dari vagina.
Infeksi ginjal biasanya ditandai dengan adanya bercak-bercak yang membuat warna urine jadi keruh dan berbau.
Lagi-lagi, hal ini disebabkan oleh jumlah sel darah putih yang meningkat saat melawan bakteri, sehingga membuat warna urine menjadi keruh.
Jadi Moms, tetap waspada dengan kondisi tubuh kita ya!
Jangan sampai karena menyepelekan hal-hal ini bakteri dalam ginjal semakin berkembang.
Source | : | womenshealthmag.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR