Nakita.id - Mungkin Moms sering mendengar tentang penyakit autoimun, penyakit yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh sendiri.
Penyakit autoimun ini berkembang dengan cepat di dalam tubuh kita.
"Penyakit autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita salah dalam menilai sel sehat yang ada dalam tubuh dan malah menganggapnya sebagai zat asing," ungkap Dr. dr. Alvina Widhani, SpPD, KAI saat membawakan seminar di Center Court - Mal Ciputra Jakarta, Kamis, (28/02/19).
Akibatnya, tubuh Moms mulai memproduksi antibodi yang akan menyerang dan merusak sel sehat dalam tubuh tersebut.
Baca Juga : Waspada Moms, Deretan Penyakit Autoimun Ini Rentan Menyerang Perempuan!
"Penyakit autoimun dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh, termasuk otak, saraf, otot, kulit, sendi, mata, jantung, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, kelenjar, dan pembuluh darah," tambahnya.
Bergantung pada jenisnya, penyakit autoimun ini dapat memengaruhi satu atau banyak jaringan tubuh.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan organ menjadi abnormal dan mengakibatkan perubahan fungsi pada organ.
Baca Juga : Kenali Tanda-Tanda Anak Manja! Si Kecil Juga, Moms?
Pengobatan untuk penyakit autoimun fokus pada mengurangi gejala dan aktivitas sistem imun karena tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkannya.
Untuk mengetahui apa saja penyakit autoimun, berikut ini merupakan jenis-jenis yang umum terjadi:
1. Rematik
Rematik atau radang sendi merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi.
Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi, sehingga sel imun menyerang sendi dan menyebabkan radang, pembengkakan, dan nyeri.
Orang dengan rematik biasanya merasakan gejala seperti sendi sakit, kaku, dan bengkak, sehingga dapat mengurangi geraknya.
Jika tidak diobati, rematik dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen secara bertahap.
2. Lupus
Baca Juga : Moms Sering Bepergian ke Luar Rumah? Lakukan Ini Agar Terhindar Kanker Kulit
Lupus atau lupus eritematosus sistemik dapat terjadi saat antibodi yang dihasilkan tubuh menempel pada jaringan di seluruh tubuh.
Beberapa jaringan yang umumnya terkena lupus adalah ginjal, paru-paru, sel darah, saraf, kulit, dan sendi.
Orang dengan lupus dapat mengalami gejala, seperti demam, berat badan turun, rambut rontok, kelelahan, ruam, nyeri atau bengkak pada sendi dan otot.
3. Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kulit baru yang sangat cepat sehingga menumpuk di permukaan kulit.
Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi kemerahan, lebih tebal, bersisik, dan terlihat seperti bercak putih-perak.
Selain itu, juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri pada kulit.
4. Penyakit radang usus
Baca Juga : Ramalkan Rumah Tangga Syahrini dan Reino Barack, Beby Djenar Ungkap Bakal Langsung Dapat Momongan
Sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan usus disebut dengan penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/ IBD).
Karena penyakit ini dapat menyebabkan radang kronis pada saluran pencernaan.
Penyakit ini dapat muncul dengan gejala diare, perdarahan pada dubur, buang air besar yang mendesak, sakit perut, demam, berat badan turun, dan kelelahan.
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan bentuk penyakit radang usus yang paling umum.
Gejala penyakit Crohn disertai dengan ulkus mulut, sedangkan gejala dari kolitis ulseratif sering disertai dengan kesulitan buang air besar.
5. Diabetes mellitus tipe 1
Baca Juga : Mudah! Jika Moms Ingin Terlihat Tetap Cantik Saat Hamil Begini Caranya
Penyakit ini disebabkan oleh antibodi sistem imun yang menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.
Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin, sehingga kadar gula darah kita menjadi tinggi.
Gula darah yang terlalu tinggi ini kemudian dapat memengaruhi pengelihatan, ginjal, saraf, dan gusi.
Penderita diabetes mellitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk mengontrol penyakitnya agar tidak bertambah parah.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR