Nakita.id - Koordinator penonton bayaran, Elly Sugigi akhirnya memberi konfirmasi terkait kandasnya hubungan asmaranya dengan sang kekasih, Irfan Sbaztian.
Seperti yang kita tahu, usia Irfan Sbaztian cukup jauh di abwah Elly Sugigi.
Sebelum hubungan asmaranya dengan Irfan Sbaztian kandas, Elly Sugigi beberapa kali juga sempat menikah dengan pria yang usianya jauh di bawahnya.
1993 silam, pemilik nama asli Elly menikah dengan suami pertamanya bernama Arifin.
Dari pernikahannya dengan Arifin, Elly dikaruniai dua anak laki-laki dan perempuan, yaitu Yoga dan Ulfi Damayanti.
Namun pernikahan Elly dengan Arifin yang usianya lima tahun lebih muda darinya ini harus kandas.
Berhasil move on dari Arifin, Elly kembali menikah dengan laki-laki bernama Bagus.
Baca Juga : Anak Elly Sugigi Mencintai Irfan Sbaztian, Ahli: Anak Mencintai Kekasih Ibunya Berdampak Pelecehan!
Usia Bagus 15 tahun jauh lebih muda dari Elly.
Rumah tangganya dengan Bagus juga tak bertahan lama, hanya setengah tahun, Elly dan Bagus bercerai.
Tak berselang lama setelah berpisah dengan Bagus, Elly kembali menikah pada 2013.
Ia menikah dengan Aldo Rossi, laki-laki tampan yang usianya 18 tahun lebih muda darinya.
Tak sampai satu tahun usia pernikahannya, Elly mengaku ditipu habis-habisan oleh Aldo.
Ternyata Aldo berbohong banyak hal pada Elly dan membuatnya akhirnya mengakhiri hubungan pernikahan.
Seolah belum kapok, Elly kembali menikah dengan laki-laki yang usianya jauh lebih muda.
Elly menikah dengan Ferry Anggara, laki-laki yang kerap dikatakan mirip dengan aktor tampan Rezky Aditya.
Elly Sugigi menikah dengan Ferry pada 2015 dan bercerai pada 2017.
Tak lama setelah bercerai dengan Ferry, Elly terlihat kembali menggandeng laki-laki tampan yang hingga saat ini dikabarkan dekat dengannya, bernama Irfan Sbaztian.
Hubungannya dengan laki-laki yang usianya 20 tahun jauh lebih muda darinya ini sempat ditentang oleh anak perempuan Elly, bernama Ulfi Damayanti.
Bahkan, Elly dan Ulfi sempat berseteru karena ketidaksetujuan Ulfi dengan kekasih ibunya.
Ulfi mengaku bahwa ia tak ingin ibunya hanya dimanfaatkan dan disakiti laki-laki seperti yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya.
Nyatanya, fakta yang terlihat bahwa ternyata Ulfi sempat mencintai kekasih ibunya tersebut, sebelum sang ibu dan kekasihnya Irfan akhirnya putus.
Hal ini tentu sangat menjadi konflik batin antaribu dan anak.
Baca Juga : Elly Sugigi Gandeng Kekasih dan Semua Mantan Suaminya dalam Sebuah Project, Ini Buktinya
Kasus ini memang terlihat sepele, akan tetapi sangat berpengaruh bagi kehidupan seksual anak.
Nakita.ID sempat menuliskan berbagai dampak rasa cinta anak terhadap kekasih ibunya beberapa waktu lalu.
Di luar negeri, fenomena ini sangat marak terjadi.
Apalagi bila sang ibu hidup satu rumah dengan kekasihnya.
Atau sang ibu sudah menikah dengan laki-laki lain setelah bercerai dengan ayahnya.
Melansir dari The Guardian, kisah serupa pernah dialami seorang perempuan yang tidak menyebut namanya.
Perempuan tersebut merupakan ibu angkat dari Sarah.
Ia memang belum dikaruniai seorang anak, tetapi ia sudah sejak dahulu mengasuh keponakannya sejak bayi.
Keponakannya sudah ia anggap bahkan ia perlakukan sebagai anaknya sendiri.
Saat ibu angkat Sarah ingin memulai kisah asmaranya dengan seorang laki-laki yang disebut bernama Ben, ia memperhatikan bahwa anak angkat yang juga keponakannya melihat ke arahnya dan juga Ben, kekasih ibu angkat Sarah.
Bahkan Sarah berusaha menyela pembicaraan ibunya dan Ben selama Ben berada di rumahnya.
Baca Juga : Cinta Tak Pandang Usia, Aktor Bollywood ini Nikahi Perempuan yang Lebih Tua
Yang lebih ekstrem, Sarah yang sudah menginjak usia 15 tahun ini seolah berusaha untuk menunjukkan kelebihan pada tubuhnya.
Ia berkali-kali berusaha memperlihatkan buah dadanya di depan kekasih ibu angkatnya dan hal ini membuat ibu angkat Sarah naik pitam.
Tetapi ia berusaha menahan dan diam.
Perempuan tersebut kemudian datang kepada seorang psikolog anak bernama Ruth Coppad.
Ia memiliki niat menanyakan apakah hal yang terjadi pada anak angkat dan kekasihnya merupakan hal yang bahata.
Coppard merupakan psikolog Barnsley NHS.
Ia berusaha membantu perempuan yang melapor tadi dengan berbagai hal yang telah ia teliti.
Menurut Coppard, anak perempuan di usia Sarah sudah mencapai masa birahinya.
Artinya, sebenarnya cara untuk 'flirting'-nya merupakan hal yang wajar dan biasa dilakukan gadis seusianya meski dengan cara yang lain-lain setiap orangnya.
Tetapi, dampak yang berbahaya justru pada laki-laki yang digoda atau terkena bujuk rayu sang anak.
Coppard mengungkapkan bahwa bisa jadi, kekasih ibunya atau bahkan suami ibunya memiliki kesempatan besar untuk melakukan pelecehan seksual.
"Bukan tidak mungkin. Ada banyak kasus pelecehan seksual, di mana pacar baru (ibunya) telah digoda anak gadis yang usianya 15 tahun atau di atasnya. Saya merasa bahwa laki-laki yang digoda gadis sangat rentan. Dan wajar bila sang ibu memiliki kecemasan serta kekhawatiran. Tetapi sebenarnya yang dilakukan gadis seusianya dianggap wajar karena mencapai masa birahinya," ungkap Coppard.
Baca Juga : Usia Eryck Amaral 8 Tahun Lebih Muda, Ternyata Suami Aura Kasih Duda yang Sudah Punya Anak
Bahkan ia mengklaim bahwa banyak kliennya yang merupakan remaja perempuan mengobrol dnegan ayah sambungnya atau kekasih ibunya.
Selain kisah dari ibu angkat Sarah, kisahyang bertolak belakang terjadi pada Ann Thomas.
Ann merupakan ibu dari dua anak.
Ia merupakan perempuan karir yang bekerja setiap harinya.
Ann memiliki anak perempuan bernama Amy.
Usianya juga masih 15 tahun.
Ann mendengar bahwa anaknya Amy mencintai kekasihnya.
Tetapi Ann hanya menganggap angin lalu, karena ia rasa hal tersebut sangat tidak wajar.
Apalagi, kekasih Ann bernama Duncan sudah hidup bersama Ann dan Amy saat usia Amy masih tiga tahun.
Dan terbukti bahwa anaknya dan kekasihnya tak memiliki hubungan special kecuali teman berbicara, lantaran Amy telah diberi pengertian juga pendidikan mengenai hal seksual.
Sehingga Amy menganggap bahwa mencintai orang terdekat ibunya merupakan hal yang tabu.
Tapi seberapa yakin perempuan yang ada di posisi Ann bahwa anaknya tidak mencintai kekasihnya atau suami sambungnya, terlebih bila usia mereka tak terpaut jauh?
Sebuah penerlitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa perilaku yang tak terlacak tersebut sangat tinggi.
Dalam studinya pada 1990 silam, Child Sexual Abuse: The Search for Healing, Christopher Bagley dan Kathleen King, menemukan bahwa hanya 2 persen dari pelaku pelecehan seksual adalah ayah biologis sang anak. "Untuk anak perempuan, risiko terbesar adalah ketika mereka tinggal bersama dengan kekasih ibunya atau ayah sambungnya. Ketidakhadiran ayah kandungnya akan mengancam keselamatannya,".
Ini karena kebanyakan laki-laki memiliki dilema moral yang cukup tinggi.
Sudah jadi rahasia umum bila laki-laki yang kerap terlibat dengan perempuan secara intim apalagi perempuan yang dirasa sedang atau sudah mencapai birahi merupakan tantangan tersendiri darinya.
Hal ini juga diakui seseorang objek penelitian bernama Patrick Craig.
Patrick merupakan pekerja teknisi komputer.
Ia mengaku bahwa ia tertarik dengan perempuan ketika mereka menunjukkan penampilan yang menggodanya, apalagi bila perempuan tersebut berusia belasan tahun.
"Itu jadi hal yang sulit untuk menghilangkannya dari pikiran (Seksual) saya," ujarnya.
Beberapa gadis tidak sadar bahwa ia sedang berada di dalam bahaya, meski ia sudah hidup bersama rasa bahaya itu bertahun-tahun.
Terlebih menurut penelitian yang sduah dilakukan Coppard, ia menemukan bahwa seorang gadis perempuan akan tertarik dan penasaran dengan ayah sambung atau kekasih ibunya, baik usianya tak jauh berbeda darinya, atau jauh lebih tua.
Ini merupakan lampu merah bagi orangtua mereka.
Anak gadisnya tak serta-merta bersalah.
Ibu juga harus menyadari apakah pengawasan dan pendidikannya pada sang anak sudah sesuai dan juga bisa diterapkan anak dengan baik.
Kesalahan utama, biasanya datang dari kekasih sang ibu atau suami sambungnya. Kekasih atau suaminya merupakan orang baru di kehidupannya.
Meski ia sudah lama hidup bersama anak sambungnya yang merupakan anak permepuan, tak bisa dipungkiri bahwa banyak pria tertarik dengan perempuan yang akan beranjak dewasa.
Fenomena ini telah diteliti oleh Psych Central dalam beberapa tahun terakhir.
Ini mengapa hak asuh anak perempuan ada baiknya jatuh ke tangan ayah kandungnya, untuk menghindari berbagai fenomena serupa.
Ayah kandung akan berusaha melindungi dan menjauhkan anaknya dari ancaman bahaya.
Bukan tidak mungkin, bila anak permepuan hidup bersama pasangan baru sang ibu merasa tertarik.
Beberapa fenomena membuktikan bahwa ketertarikan mereka berawal lantaran kebiasaan-kebiasaan sepele, misalnya berjabat tangan, mencium pipi atau kening.
Bagi anak perempuan, mungkin hal ini sangat biasa dan sepele.
Tetapi tidak bagi ayah non biologisnya.
Meski memiliki hubungan keluarga, ayah non biologis tak memiliki hubungan darah sehingga bukan tidak mungkin bila birahinya memuncak ketika ia diperlakukan penuh rasa cinta oleh anaknya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | The Guardian,YouTube,nakita.id,grid.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR