Nakita.id - Orangtua memang seharusnya memberikan pola asuh yang tepat untuk anak agar Si Kecil tumbuh menjadi anak yang baik.
Salah satunya, orangtua mendidik agar anak tak menjadi pelaku bullying pada teman-temannya.
Beberapa cara agar Moms bisa ajari anak agar tak menjadi pembully di antaranya, ajari Si Kecil tanpa kekerasan agar nantinya mereka tak meniru apa yang orang dewasa lakukan pada orang lain.
Baca Juga : Isak Tangis Iringi Pemakaman Kepala Guru Honorer yang Dimutilasi
Anak-anak juga perlu diajarkan untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan.
Tanamkan rasa empati dan menghargai perbedaan (misal ras, agama, penampilan, kebutuhan khusus, jenis kelamin, status ekonomi, dan lain-lain).
Selain itu, Moms juga harus memberikan contoh perilaku yang baik pasalnya apa yang dilihat anak bisa memengaruhi tingkahnya kapada orang lain.
Baca Juga : Kriss Hatta Ditahan, Mbak You Terawang Akan Ada Orang yang 'Terseret', Hilda Vitria?
Ternyata penting ketika Moms mengajarkan anak agar tak menjadi pelaku bullying, pasalnya bullying bisa menyakiti mental korban.
Melansir dari Livescience.com, sebuah studi baru menemukan bahwa anak-anak yang sering diintimidasi ketika mereka berusia 8 tahun lebih mungkin mendapatkan gangguan kejiwaan dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diintimidasi.
Dalam jurnal yang dipublikasikan oleh JAMA Psychiatry juga menyebutkan, anak yang mendapatkan perilaku bullying di masa kecil berpotesi mengalami depresi di waktu dewasa.
Dalam penelitian lain, menunjukkan bahwa ada hubungan antara intimidasi dengan risiko masalah kesehatan mental selama masa kanak-kanak, seperti harga diri rendah, kinerja sekolah yang buruk, depresi dan peningkatan risiko untuk bunuh diri.
Baca Juga : Sutopo Pasang Status Galau, Warganet :'Plis Don't Say Good Bye Pak'
Penelitian itu mengambil sampel 5000 siswa di Finlandia.
Para siswa mengisi kuesioner yang menanyakan apakah mereka adalah korban bullying atau telah menindas anak-anak lain, dan seberapa sering perilaku ini terjadi.
Dari hasil kuisioner itu, peneliti membandingkan hasil kesehatan mental anak-anak dari usia 16 hingga 29 tahun.
Baca Juga : Baby Shima Sebut Hubungannya dengan Sule 'Teman Tapi Mesra', Terbongkar Isi Chatnya dengan Sang Pelawak
Peneliti memeriksa data kesehatan mereka dari data di rumah sakit nasional yang mencakup semua kunjungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan di Finlandia.
Dari hasil penelitian itu, sekitar 20 persen dari mereka yang menjadi korban bullying saat anak-anak memiliki masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan medis ketika remaja atau dewasa muda.
Baca Juga : Kepala Korban Mutilasi Guru Honorer Ditemukan, Terkuak Tempat Terjadinya Pembunuhan
Ketika anak-anak sering menjadi target bullying, itu memengaruhi perkembangan sosial, emosional dan psikologis.
Jadi, sebaiknya ajarkan Si Kecil agar tak menjadi pelaku bullying ya, Moms.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | nakita,livescience.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR