Nakita.id - Jelang Ramadan dan lebaran, tentu akan ada berbagai penyakit langganan saat lebaran yang ditakuti oleh banyak orang.
Munculnya penyakit langganan saat lebaran ini salah satunya karena pola makan dan pola hidup yang kurang diperhatikan.
Lalu, apa saja penyakit langganan saat lebaran yang biasa muncul?
Melansir dari Kompas.com, setelah lebaran, banyak Unit Gawat Darurat yang tetap membuka dan memberi kapasitas tetap atau justru lebih besar.
Baca Juga : Adem! Anissa Trihapsari Rayakan Lebaran Bareng Istri dari Mantan Suaminya
Bahkan, beberapa rumah sakit tetap melayani selama 24 jam penuh untuk mengantisipasi adanya keluhan penyakit langganan saat lebaran.
Ini karena para ahli kedehatan dan dokter percaya, salah satu fenomena yang akan selalu muncul saat atau usai lebaran adalah meningkatnya penyakit langganan saat lebaran.
Ada tiga penyakit yang biasa mengancam saat lebaran atau usai lebaran, setelah menjalani aktivitas mudik lebaran.
Tiga penyakit tersebut di antaranya, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dan infeksi saluran kemih.
Seperti yang dipaparkan dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Premiere Bintaro, T.
Bahdar Johan, di Jakarta, Senin (6/8/2012), tiga penyakit ini rawan terjadi di saat perhelatan mudik. Penyakit ISPA disebabkan virus Influenza, yang dapat menyebar di fasilitas umum dan alat transportasi, misalnya pegangan bus, pegangan kereta, ATM, dan lainnya.
Baca Juga : Tak Ada Waktu Lama Berdandan Sebelum Pergi? Cuma #5MenitAja, Dijamin Cantik Memesona
Sedangkan penyakit diare yang disebabkan bakteri E. Coli, dapat menyebar bila penderita diare memegang sarana fasilitas umum, sehingga E. Coli bisa berpindah.
Jika orang yang sehat melakukan kontak dengan fasilitas umum tersebut, maka kuman dapat berpindah ke orang tersebut.
Sementara itu, ancaman lain yang tak boleh diremehkan adalah akibat terlalu lama menunda keinginan buang air kecil.
Kondisi ini berisiko menyebabkan infeksi saluran kemih. Infeksi ini akan lebih banyak mengancam kaum wanita.
Selain itu, mengonsumsi makanan yang tanpa kontrol juga dapat menimbulkan penyakit lain, yakni gula darah meningkat.
Menurut dr Ari F Syam, ahli penyakit dalam dari FKUI RSCM, "Bagi mereka yang sudah punya penyakit kronis, hal ini bisa membuat penyakitnya kambuh. Misalnya saja, gula darah pasien diabetes jadi tidak terkontrol."
Banyak orang yang berkilah, melewatkan satu-dua hari dengan makanan enak tak akan berdampak apa pun bagi kesehatan.
Padahal, kalau diperhatikan, kecenderungan orang untuk menyantap menu bersantan, goreng-gorengan, dan serba manis sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Ramadhan.
"Jangan heran jika banyak orang yang berat badannya melonjak kembali setelah Lebaran. Pada minggu-minggu pertama setelah Lebaran juga banyak pasien yang datang ke UGD karena stroke akibat darah tingginya kumat atau kolesterolnya tinggi," paparnya.
Baca Juga : Tubuhnya Lebih Langsing, Ini Menu Diet Nagita Slavina yang Berhasil Pangkas Bobotnya
Itu sebabnya, sebelum keblablasan, mengatur jumlah kalori dan jenis sajian yang akan diasup merupakan langkah paling bijak demi kesehatan.
"Bagi penderita penyakit kronis, sebaiknya cukupi waktu istirahat dan jangan lupa mengonsumsi obat yang rutin diminum," saran dr Ari.
Jadwal olahraga sebaiknya juga jangan dihentikan, paling tidak 30 menit berolahraga untuk membakar kalori.
Sekata dengan dr Ari, Manajer Humas RSK Vincentius a Paulo DefrosaMaria Y juga mengungkapkan adanya peningkatakn penyakit yang berkaitan dengan kolestrol saat lebaran.
"Di hari raya lebaran, berbagai macam hidangan tersedia. Jika masyarakat kur ang mengontrol diri dalam mengkonsumsi makanan, maka potensi penyakit pun akan muncul," ucapnya.
Baca Juga : Khawatir Berat Badan Meningkat Usai Lebaran? Cegah dengan 5 Tips Mudah Ini!
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Esty Martiana Rachmie menyatakan, memasuki masa lebaran Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengantisipasi timbulny a penyakit usai masa puasa, seperti diare dan keracunan makanan.
Menurut Esty, kecenderungan meningkatnya pasien berpenyakit diare selalu terjadi tiap tahun.
Penyakit diare biasanya dipacu oleh makanan berlemak, makanan pedas, dan minuman soda.
Seringkali sebagian masyarakat mengkonsumsi apa saja setelah menahan sekian lama saat puasa.
"Akibatnya pola makan yang tidak terkontrol ini berpengaruh pada gangguan organ pencernakan," ujarnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR