Nakita.id - Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Tanah Air.
Komedian senior Rudy Djamil tutup usia pada Minggu (12/5/2019) dalam usia 73 tahun.
Komedian yang lama tak terdengar kabarnya ini meninggal dunia pukul 15.00 WIB.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Sebelum meninggal, Rudy sempat mendapat perawatan selama seminggu di rumah sakit.
Pada akhir tahun lalu, pelawak ini juga sempat mendapat perawatan rumah sakit lantaran menderita dehidrasi parah yang memicu hipotensi.
Menurut penuturan sang istri, Ribunowati, suaminya mengalami dehidrasi akibat kekurangan nutrisi.
Selain itu, Rudy juga mengalami diare karena kekurangan makan.
"Masuk rumah sakitnya hari Senin (3/12/2018) kemarin, karena dehidrasi, kan asupan makanannya kurang , jadi datang ke sini tuh langsung diinfus," ujar Ribuoniwati, Kamis (6/12/2018) lalu melansir dari Tribun Jabar.
Meski terdengar sepele, nyatanya dehidrasi termasuk salah satu penyakit yang bisa mengancam nyawa.
Seperti kita tahu dua per tiga tubuh manusia tersusun atas air.
Dehidrasi terjadi ketika tubuh terlalu banyak kehilangan air tanpa menggantinya, mencegah tubuh melakukan fungsi normalnya.
Bayi sangat rentan mengalami dehidrasi karena tubuh mereka terdiri dari 78 persen air.
Selain itu, orang lanjut usia juga lebih rentan mengalami dehidrasi karena mekanisme haus melemah seiring bertambahnya usia seseorang.
Baca Juga : Berawal dari Sakit Batuk, Seorang Ibu Harus Rela Kehilangan Kedua Kaki dan Tangannya Akibat Diamputasi
Melansir dari mercola.com, menurut BBC news, 1 dari 5 manula tidak mendapatkan cukup air setiap hari.
Seiring bertambahnya usia, rasa haus kadang-kadang dapat berkurang atau tampaknya hilang.
Ini menyebabkan mereka minum lebih sedikit air daripada yang mereka butuhkan dan dapat menyebabkan dehidrasi.
Kematian sangat mungkin terjadi karena kurangnya air dalam tubuh menyebabkan gagalnya seluruh fungsi organ yang ada di dalam tubuh.
Itu terjadi karena darah menjadi terlalu kental sehingga asupan nutrisi ke seluruh tubuh terganggu termasuk ke bagian jantung maupun otak kita.
Baca Juga : Kocak! Niat Bangunin Sahur, Bapak Ini Malah Kayak Ngajak Berantem
Inilah tahapan yang terjadi pada tubuh ketika seseorang meninggal karena dehidrasi.
Tahap 1: haus
Pada tahap ini, tubuh kehilangan dua persen air dari keseluruhan berat badan.
Untuk orang dengan berat 77 kg, itu sekitar 1,3 kg.
Kita mungkin kehilangan banyak keringat setara dengan kick boxing selama satu jam di ruangan yang panas tanpa minuman.
Efeknya adalah, ginjal akan mengirimkan lebih sedikit air ke kandung kemih, membuat urine lebih pekat.
Baca Juga : Rayakan Hari Ibu Internasional, Denada Dapat Hadiah Manis dari Shakira
Semakin sedikit keringat, suhu tubuh makin meningkat.
Darah menjadi lebih kental dan sirkulasinya melamban.
Untuk mempertahankan kadar oksigen, detak jantung akan meningkat.
Tahap 2: pingsan
Di tahap ini, tubuh kehilangan empat persen air dari keseluruhan berat badan.
Untuk orang dengan berat 77 kg, itu sekitar 3,2 kg.
Ini kira-kira sama dengan mengendarai sepeda selama tiga jam dalam panas ekstrem atau pergi tanpa air selama dua hari.
Efeknya adalah darah terkonsentrasi sehingga terjadi penurunan aliran darah.
Tekanan darah juga turun, membuat kita cenderung pingsan.
Tahap 3: kerusakan organ
Tujuh persen dari keseluruhan berat badan telah hilang pada tahap ini.
Untuk orang dengan berat 77 kg, itu sekitar 5,4 kg.
Kita mungkin kehilangan banyak keringat setara dengan melakukan yoga panas selama delapan jam tanpa rehidrasi.
Efek yang terjadi mulai kompleks.
Tubuh kesulitan mempertahankan tekanan darah sehingga memperlambat aliran darah ke organ-organ vital seperti ginjal dan usus.
Baca Juga : Dehidrasi Renggut Nyawa Komedian Legendaris Rudy Djamil, Waspadai Tanda-tanda Tubuh Tidak Terhidrasi
Tanpa ginjal yang bertugas menyaring darah, limbah seluler jadi cepat menumpuk.
Tahap 4: kematian
Pada tahap terakhir ini, tubuh sudah kehilangan air 10 persen dari keseluruhan berat badan.
Untuk orang dengan berat 77 kg, itu sekitar 7,7 kg.
Ini setara dengan pergi selama lima hari, atau berlari selama 11 jam dalam suhu 90 derajat, tanpa rehidrasi.
Efeknya adalah suhu tubuh sudah tidak terkendali.
Organ vital berisiko terlalu panas, gagal hati mungkin bisa membunuh kita.
Tetapi jika kondisinya lebih ringan, racun menumpuk di dalam darah dan tubuh mendeteksinya sebagai gagal ginjal.
Baca Juga : Paula Verhoeven Mengaku Mudah Lelah Setelah Hamil, Ternyata Ini Penyebab Bumil Muda Mudah Kelelahan
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | popsci.com |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR