Nakita.id – Penyakit yang umum terjadi pada bayi adalah sembelit alias konstipasi. Ketidaktahuan ibu baru akan dos and donts pada bayi bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Yang dimaksud dengan konstipasi adalah penurunan gerakan usus yang mengakibatkan pengeluaran poop menjadi jarang dan sulit. Sistem pencernaan bayi yang belum sempurna dan asupan ASI yang diserap oleh tubuh dengan sempurna memang membuat bayi susah buang air besar (BAB).
Memang rutinitas BAB setiap anak berbeda. Demikian juga dengan kecenderungan tekstur dan warna BAB-nya. Karena itu, sebelum mencari tahu penyebab sembelit, Ibu perlu mengenali dulu seperti apa rutinitas BAB bayi sehari-hari agar Ibu bisa mendeteksi gejala gangguan pencernaannya dengan lebih baik.
Susu formula dan konstipasi
Anak yang mengonsumsi susu formula lebih sering mengalami konstipasi daripada anak yang menerima ASI. Air susu Ibu memiliki nutrisi seimbang antara lemak dan protein, sehingga Si Kecil memiliki poop dengan tekstur lembut, sekalipun Si Kecil belum BAB selama beberapa hari.
Si Kecil yang menerima ASI akan poop 3-4 kali setiap hari atau setiap sehabis makan. Sementara jika Si Kecil menerima susu formula atau sudah menerima makanan padat, ia akan BAB setidaknya satu kali setiap hari.
Kemudian bila Si Kecil minum susu formula maka ada kemungkinan formula di dalam susu kurang cocok sehingga mengakibatkan konstipasi pada Si Kecil. Karena itu pada bayi yang mendapatkan ASI ekslusif jarang mengalami sembelit karena poop yang dikeluarkan masih berbentuk lunak.
Jika Si Kecil mengalami konstipasi atau masalah pencernaan lainnya, berikan susu dengan protein terhidrolasi (protein yang lebih halus dan mudah dicerna) untuk mengatasi intoleransi laktosa atau mengalami kesulitan mencerna nutrisi di dalam tubuh.
MPASI dan konstipasi
Tak jarang Ibu mengeluh karena bayinya mengalami susah poop setelah diberikan MPASI. Ibu akan membandingkan kondisinya saat Si Kecil masih mendapatkan ASI eksklusif, karena ASI adalah makanan yang paling bisa diterima dan dicerna oleh pencernaan bayi.
Sebetulnya pemberian ASI yang dirancang eksklusif hingga 6 bulan merupakan persiapan bagi bayi untuk menerima makanan lanjutan sehingga pada usia 6 bulan pencernaan bayi sudah mampu menerima MPASI. Dengan demikian sembelit tak seharusnya terjadi.
Nah, bila Si Kecil sulit BAB, biasanya itu terjadi karena ada kesalahan dalam pemberian MPASI. Sebab meskipun pencernaan bayi telah siap menerima MPASI, namun pencernaannya belum tumbuh sempurna. Karena itu Ibu perlu memperkenalkan makanan bervariasi mulai dari yang halus hingga kasar.
Ketika beragam makanan mulai dikonsumsi Si Kecil, maka akan ada dampak pada poop bayi, seperti berikut ini:
1. BAB bayi MPASI menjadi lebih bau
Hal ini karena bayi mulai mengonsumsi makanan lain selain ASI sehingga akan mempengaruhi poop yang dikeluarkannya pula.
2. BAB bayi MPASI lebih berwarna
Setelah mengkonsumsi MPASI, poop Si Kecil akan lebih padat dan mengalami perubahan warna sebab poop tersebut mengikuti jenis makanan yang dikonsumsi.
3. BAB bayi MPASI lebih padat
Poop bayi akan terlihat lebih padat dan lebih berbentuk. Hal ini pertanda bahwa Si Kecil sudah mulai memiliki sistem pencernaan yang kuat.
4. BAB bayi MPASI terlihat seperti makanan tidak tercerna
Apabila Ibu melihat adanya poop yang berbentuk makanan yang tidak dicerna, Ibu tidak perlu khawatir. Ini pertanda bahwa sistem pencernaan Si Kecil mulai belajar menangani potongan makanan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR