Nakita.id - Seorang pejambret yang mengenakan atribut salah satu ojek online (ojol) terekam kamera CCTV saat sedang melakukan aksinya.
Parahnya, korban yang dijambret adalah seorang bocah laki-laki yang sedang buang air kecil di depan sebuah rumah.
Dalam rekaman tersebut, terlihat oknum yang mengenakan jaket ojol tersebut mengambil paksa ponsel yang sedang digenggam sang bocah.
Baca Juga: Tak Malu Jadi Driver Ojol, Anak Artis Ini Kerja Keras Demi Selesaikan Kuliah
Video ini pun menjadi viral dan disebarkan keberbagai akun gosip maupun akun ojek online di media sosial.
"Seorang oknum ojek online terekam kamera pengawas (cctv) saat merampas/menjambret handphone seorang bocah yang sedang asik buang air kecil di got depan rumahnya di Jalan ZZ RT 12 RW 04, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Minggu(16/6/19) pagi tadi sekira pukul 06.56 WIB," tulis keterangan akun @mak_lamis.
Kejadian itu berawal, bocah laki berbaju hitam itu terlihat hendak buang air kecil di saluran air depan rumahnya.
Secara bersamaan, pelaku yang mengendarai sepeda motor matik lalu berhenti dan seketika merampas ponsel milik bocah tersebut.
Tampak, bocah itu hanya berdiam diri ketika sang pelaku menjambret ponselnya.
Usai merampas, driver ojol langsung kabur dengan menancap gas sepeda motor.
Pemilik akun juga menyebarkan hasil bidik layar jenis kendaraan yang dipakai oknum driver ojol itu saat menjambret ponsel anak laki-laki.
Baca Juga: Bukan Orang Sembarangan, Limbad Ternyata Bergelar Profesor hingga Bisa Beberapa Bahasa
Pelaku jambret diduga oknum driver ojol tersebut mengendarai sepeda motor Honda BeAT warna putih dengan nomor polisi B 4979 BPF.
Dilansir dari Tribunjakarta, Kapolsek Cengkareng, Komisiaris Polisi H. Khori membenarkan lokasi kejadian tersebut.
Saat ini pihaknya sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.
"Betul, kami masih kejar pelakunya," kata Khoiri saat dikonfimasi Kompas.com, Senin (17/06/2019).
Source | : | Kompas.com,Instagram,Tribunjakarta |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR