Nakita.id - Kabar duka datang dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Minggu (7/7/2019), Sutopo meninggal dunia saat menjalani pengobatan kanker paru stadium 4 di Guangzhou, China.
Ia mengembuskan napas terakhirnya pada usia 49 tahun.
Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang
Sutopo dikenal sebagai sosok yang positif, karena meskipun kanker stadium 4 menggerogoti tubuhnya, ia tetap menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Sutopo tidak patah semangat dan terus menjalani pengobatan hingga kemoterapi.
Dedikasinya tidak membohongi hasil karena ia berhasil mendapat penghargaan level nasional hingga internasional.
Baca Juga: Tiga Bulan Sebelum Meninggal, Sutopo Purwo Nugroho Sudah Berikan Isyarat 'Time to Say Goodbye'
Sebelum tutup usia, Sutopo juga sempat bertemu dengan dua idolanya yaitu Presiden RI Joko Widodo dan penyanyi kondang Raisa Andriana.
Hal itu seolah menjadi secerah suka cita di tengah-tengah Sutopo harus menghadapi penyakitnya yang kian ganas.
Melansir dari Tribunnews, Sutopo pernah menceritakan perjuangannya untuk melawan kanker paru yang menggerogoti tubuhnya.
Hal tersebut disampaikan Sutopo dalam konferesi pers penanganan gempa dan tsunami Palu pada Selasa (2/10/2018) silam.
Kala itu, Sutopo memperlihatkan plester berukuran setelunjuk tangan orang dewasa yang menempel di dadanya.
Plester kecil itu bernama 'duragesic', yakni plester penghilang rasa nyeri yang menopangnya agar bisa terus menjalankan tugas.
"Ini saya tempel sampai dua. Namanya Duragesic. Kalo nggak, nyeri sekali. Di sini (tunjuk dada kiri) hanya dipegang gini aja, sakit.
Karena paru-paru di sini. Kemudian sudah menyebar ke bagian sini (menunjuk ke punggung)," kata Sutopo kepada sejumlah wartawan.
Sambil berdiri, Sutopo menjelaskan kalau penyakit yang sudah menyebar ke bagian punggungnya itu membuat tulang belakangnya miring.
Tak hanya itu, ia juga merasakan kelumpuhan di bagian tangan kirinya.
"Tangan kiri saya itu rasanya kayak udah lumpuh. Karena efek sudah menjalar itu. Saya ngetik WhatsApp itu sering typo. Sering salah, saya ketik A keluarnya W, keluar S," kata Sutopo.
Dalam kesempatan itu pula, Sutopo sempat mengungkap rasa khawatir pada dua anaknya, Muhammad Ivanka Rizaldy dan Muhammad Auda Wikantyasa.
Ia menyebut kalau anak-anaknya itu sering bertanya perihal kondisinya lewat telepon atau aplikasi obrolan.
"Anak-anak saya pasti mengkhawatirkan. Sering nanya kabar saya. Kadang telepon. Kadang nanyain, WA. Papah gimana? (mata berkaca-kaca) Aku kalau, aduh.. Kalau cerita anak, nangis aku (suara bergetar)," kata Sutopo.
Air mata Sutopo kemudian jatuh ketika ia mengingat istri dan juga anaknya yang setia menemaninya berobat.
"Saya ingat anak, istri, ingin nangis rasanya," kata Sutopo dengan mata berkaca-kaca dan suara yang bergetar.
"Saya akhirnya menerima ini (penyakit kanker) bagian dari hidup saya. Kalau kalian nanyain soal anak, nangis saya, benar. Saya itu bekerja untuk anak, untuk ibu saya," pungkasnya.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR