Nakita.id - Operasi sesar atau melahirkan caesar adalah operasi untuk mengeluarkan bayi melalui dinding perut yang dibedah dengan indikasi tertentu.
Misalnya, pada kasus bayi besar, panggul sempit, plasenta previa totalis/plasenta terletak di bawah dan menghalangi jalan lahir, atau adanya gangguan presentasi seperti letak lintang.
Baca Juga: Benarkah Persalinan yang Lama Dapat Mencegah Operasi Caesar? Begini Menurut Penelitian
Asa tahu saja, sebenarnya proses melahirkan caesar berat sekali.
Buktinya dokter untuk memutuskan persalinan caesar butuh banyak pertimbangan.
Selain itu untuk menjalankan operasi caesar dokter perlu perencanaan alias skenario sistematis. Karenanya proses pengerjaannya dilakukan secara tim.
Lalu bagaimana proses melahirkan secara caesar?
Ternyata rumit dan banyak proseduralnya, seperti berikut ini:
1. Pembersihan rambut sekitar vagina.
2. Pengolesan cairan disinfektan pada perut.
3. Spinal block atau penyuntikan anestesi di tulang belakang.
4. Ibu direbahkan di meja operasi dan perut ditutup surgical tent.
6. Dokter membuat sayatan dengan pisau bedah di perut bagian bawah.
Baca Juga: Ramuan Tahan Lama Sederhana, Dijamin Buat Suami Bahagia dan Rumah Tangga Harmonis
7. Perawat menekan perut ibu sedikit agar kepala bayi tersembul dan ditarik oleh dokter hingga seluruh badannya keluar.
8. Pindah ke ruang pemulihan selama 45-60 menit, kemudian dipindahkan kembali ke kamar perawatan.
Bagaimana menurut Moms? Ini baru satu alasan mengapa perempuan yang melahirkan sesar itu wanita hebat.
Alasan lainnya kenapa perempuan yang melahirkan secara sesar itu wanita hebat, tidak lain risiko yang harus dihadapi.
Cukup mengerikan, diantaranya;
1. Operasi caesar dapat menyebabkan dinding perut dan rahim yang disayat menjadi iritasi bahkan infeksi.
Baca Juga: Melahirkan Normal Spontan: Dirasa Lebih Mudah, Ternyata ini Risiko Persalinan Spontan
Infeksi biasanya dapat terjadi di sekitaran sayatan perut, di dalam rahim atau di dekat kandung kemih.
2. Selama proses operasi berlangsung, ada kemungkinan untuk kehilangan darah yang berlebihan, yang kemudian dapat menyebabkan anemia.
Karenanyalah mengapa banyak wanita yang harus mendapatkan transfusi darah setelah operasi caesar.
3. Dapat mengalami cedera kandung kemih dan usus selama operasi berlangsung.
4. Operasi akan memengaruhi usus, termasuk mengganggu gerakan usus setelah operasi selesai.
Ini kemudian akan menimbulkan ketidaknyamanan, kembung, pembesaran perut karena disfungsi usus.
Baca Juga: Apakah Stretchmark Merupakan Faktor Genetik? Berikut Cara Mengatasinya
5. Selama operasi berlangsung, ada kemungkinan terbentuknya jaringan parut di dalam area panggul yang menyebabkan rasa sakit dan penyumbatan.
Ini kemudian dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan selanjutnya.
6. Operasi caesar juga memungkinkan untuk dilakukannya operasi tambahan, meliputi perbaikan kandung kemih atau yang lainnya.
7. Risiko operasi caesar lainnya ditunjukkan oleh penelitian yang menyebutkan, dalam beberapa kasus terdapat reaksi negatif untuk anestesi yang diberikan selama operasi, bahkan dengan obat yang dikonsumsi setelah operasi.
Contohnya adalah; hipotensi, hipotermia, keracunan anestetic, dan reaksi alergi.
Baca Juga: Melahirkan Normal Spontan: Dirasa Lebih Mudah, Ternyata ini Risiko Persalinan Spontan
Dads, jika Moms menjalani ini saat proses melahirkan, bahagiakanlah dia selalu.
Demi buah hatinya dia rela menjalani sederet proses sesar yang panjang dan banyak. Belum lagi dia harus mau menghadapi risikonya yang bisa dialaminya sepanjang hidup.
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR