Nakita.id - Kasus mutilasi karyawan swalayan cantik, Vera Oktaria masih terus berlanjut.
Berbagai fakta terus terungkap, seperti yang baru saja ditemukan.
Dakwaan yang dibacakan pada sidang ketiga dan keempat kasus mutilasi Vera Oktaria oleh Prada DP menguak fakta baru.
Ternyata hampir seluruh anggota keluarganya diduga terlibat dalam pelarian Prada DP ke Banten setelah memutilasi Vera Oktaria.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya jika salah satu saksi kunci kasus tersebut yang bernama Imam telah meninggal dunia.
Imam dalam hal ini berperan sebagai sosok yang menyarankan Prada untuk membakar jenazah Vera.
Tak hanya Imam, ternyata Dodi Karnadi juga diketahui diajak berdiskusi untuk mencari cara menghilangkan jejak kejahatan itu.
"Lalu Imam menyarankan untuk membakar jenazah tersebut," ujar Oditur Mayor Chk Andi Putu SH.
Kemudian Prada DP memberikan uang sebesar Rp 70 ribu pada Imam untuk pergi membeli bensin.
Setelah itu Imam kembali dan membawa bahan bakar minyak jenis pertalite yang kemudian diberikan pada Prada DP.
"Namun terdakwa bilang bahan bakar tersebut kurang dan minta di belikan 2 botol lagi. Terdakwa lantas memberikan uang Rp50 ribu pada saksi Dodi. Kemudian barang tersebut dibelikan dan diberikan ke terdakwa" ujarnya.
Baca Juga: Berlibur ke Paris, Nikita Mirzani Bertemu Artis Tampan hingga Diberi Cincin Keluarga, Pacar Baru?
Kemudian sekira pukul 17.00 Prada DP kembali ke penginapan dengan membawa pertalite yang sebelumnya dibeli dan botol obat nyamuk yang sebelumnya sudah dibeli.
Saat itu Prada DP mengatakan akan membakar mayat Vera.
Satu jam kemudian Prada DP kembali ke rumah Dodi dan mengatakan mayat tersebut sudah disiram dengan bahan bakar minyak dan tinggal dibakar saja.
Baca Juga: Bukan Dugem atau Pesta Megah, Salmafina Rayakan Ulang Tahun Sederhana Bersama Sosok Ini
"Kemudian Prada DP bertanya pada imam apakah masih ada speed boat untuk pergi ke pulau Rimau. Namun dijawab Imam tidak ada lagi," ungkap Oditur.
Selanjutnya, Imam menyarankan agar Prada DP dibawa ke rumah Hasanuddin alias Udin.
Sebab Imam yakin bahwa Udin bisa membawa Prada DP pergi ke tempat yang aman.
"Namun tidak lama dari itu, Elsa (bibi Prada DP) menelpon dan bilang, ibu terdakwa akan ke rumah saksi. Kemudian memintanya untuk menahan terdakwa agar tidak pergi dulu dari rumahnya," tuturnya.
Kemudian ibu Prada DP bertemu dengan anaknya itu.
Di sana, Dodi mengatakan bahwa Prada DP akan dibawa ke rumah Udin.
Mendengar hal tersebut, ibu prada DP setuju asalkan anaknya aman dan sehat.
"Lalu saksi Dodi meminta uang kepada ibu terdakwa untuk ongkos anaknya. Kemudian diberi uang sebesar Rp 2 juta," jelasnya.
Kemudian mereka pergi bersama-sama menuju ke rumah Udin dengan menggunakan mobil.
Baca Juga: Fenomena Cerai karena Diselingkuhi Seperti Sule, Ternyata Diselingkuhi Punya Banyak Manfaat
Baca Juga: Kasus Krim Pemutih Wajah Palsu yang Dijual Bebas Tanpa Izin BPOM, 2019 Masih Ada?
Kecuali Imam yang pergi ke rumah Udin dengan menggunakan sepeda motor Honda beat warna pink dan hitam yang sebelumnya dibawa Prada DP.
"Namun, saksi Dodi dan terdakwa turun di jalan yang tak jauh dari rumah Udin. Sementara ibu dan bibi terdakwa kembali pulang ke kota Palembang," tuturnya.
Setelah itu, Dodi, Imam, Prada DP dan Udin berbincang-bincang.
Baca Juga: Warganet Hujat Ayu Ting Ting karena Disebut Plagiat Gaya dari Nagita Slavina:
Hasanuddin sendiri, saat itu belum mengetahui Pembunuhan yang dilakukan Prada DP terhadap Vera Oktaria.
"Kemudian Udin setuju membawa Prada DP ke Banten untuk belajar ilmu agama," ucap oditur.
Sama seperti Dodi, Hasanuddin alias Udin juga belum dapat dihadirkan memberikan kesaksian.
Baca Juga: Obat Kuat Alami Bawang Putih, Bikin Dads Tahan Lama Tanpa Bahan Kimia
Kedua orang itu tak ada di tempat tinggalnya. Keberadaan Udin juga misterius.
(Artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul "Termasuk Sang Ibu, Hampir Seluruh Keluarganya Diduga Terlibat dalam Pelarian Prada DP ke Banten Setelah Mutilasi Vera Oktaria")
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR