Pada tahap awal infeksi HIV, penderitanya, 30-60 persen mengalami mual, muntah, diare, jelas Malvestutto.
Gejala-gejala ini juga bisa muncul sebagai efek samping terapi antiretroviral sebagai pengobatan infeksi HIV.
6. Turun berat badan
Berat badan turun merupakan salah satu tanda penyakit serius dan bisa jadi efek dari diare.
Pada pengidap HIV/AIDS, berat badan mengalami penurunan 10 persen dan mengalami diare atau tubuh lemas dan demam selaam 30 hari.
"Jika sudah kehilangan berat badan tandanya sistem imun terkuras.
Baca Juga: Demi Tampilan Paripurna Saat Hadiri Fashion Show, Nagita Slavina Pakai Dress Seharga 54 Juta!
Meski pasien sudah makan banyak, berat badannya tetap saja menurun.
Walau begitu, hal ini semakin jarang terjadi berkat terapi antiretroviral," ungkap Malvestutto.
7. Batuk kering.
Batuk kering bisa saja petanda alergi.
Namun, pada orang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS, batuk kering perlu diwaspadai sebagai salah satu sindrom retroviral akut.
Biasanya batuk kering berlangsung bertahun-tahun dan kondisinya bertambah buruk.
Obat apa pun tidak bisa menyembuhkannya. Ahli alergi pun mulai menyerah.
8. Radang paru.
Batuk dan berat badan yang terus menurun merupakan tanda infeksi serius disebabkan kuman yang tak terkalahkan sebagus apa pun sistem imun tubuh.
Menurut Malvestutto, orang yang berisiko tinggi HIV bisa terkena infeksi dalam bentuk berbeda.
Bisa berupa pneumonia (radang paru) AIDS, ada juga yang terkena infeksi toksoplasma atau infeksi parasit yang menyerang otak, dan lainnya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Health,tribunnews |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR