Nakita.id - Maraknya kasus bullying membuat Moms dan Dads resah bukan?
Perasaan khawatir jika anak menjadi korban bullying di sekolah atau di lingkungan pertemanannya.
Bullying sangat berbahaya bagi psikologis anak. Anak bisa mengalami trauma sampai dia dewasa nanti.
Apalagi sekarang kasus bullying tak hanya menimpa anak yang sudah remaja atau dewasa, tetapi juga menimpa anak yang masih di bawah umur, seperti anak Sekolah Dasar.
Setiap orang jika mengalami peristiwa tidak menyenangkan pasti akan menunjukkan sikap tertentu.
Begitu juga anak-anak. Mereka akan menunjukkan perubahan sikap jika menjadi korban bullying oleh teman-temannya.
Moms dan Dads, inilah tanda-tanda anak yang mungkin menjadi korban bully dikutip dari thelist:
1. Kebiasaan Makan Berubah
Jika Moms dan Dads memperhatikan bahwa anak tidak lagi makan malam, atau, sebaliknya, pulang dari sekolah mereka mengeluh kelaparan.
Bisa jadi anak menjadi korban bullying.
Perubahan ini terjadi karena sejumlah alasan, termasuk depresi.
Alasan lain adalah mungkin saja pelaku bullying mencuri makanan atau uang makan siang anak, atau mungkin anak memberikan makanannya untuk menghindari bullying.
Perhatikan jika biasanya anak memiliki nafsu makan yang sehat, lalu berubah tidak nafsu makan dan turun berat badan.
Lakukan apa yang Anda bisa untuk mendukung dan tanyakan kepada mereka apakah ada sesuatu yang terjadi di sekolah.
2. Kesulitan Tidur
Apakah anak mengalami lebih banyak mimpi buruk daripada biasanya?
Jika Moms dan Dads sering terbangun tengah malam untuk menghibur anak yang ketakutan, atau jika mereka kelihatan lelah sepanjang waktu, itu mungkin akibat dari bullying.
Seperti yang dikutip dari thelist, Dr. Mendez mengatakan bahwa anak mungkin menjadi korban bullying ketika dia malas menolak pergi ke sekolah.
"Jika anak menunjukkan gangguan tidur, seperti kesulitan tidur, mimpi yang sering dan menakutkan, mengalami mimpi buruk dua kali atau lebih dalam seminggu, terbangun dua kali atau lebih dalam semalam, menunjukkan ketakutan, sangat cemas, berjuang untuk bangun dan menolak pergi ke sekolah, tetap di tempat tidur, dan tidur hampir sepanjang hari pada hari libur sekolah”.
Jadi jika melihat anak mengalami kesulitan tidur, perhatikan dan segera ambil tindakan.
3. Selalu Menyendiri
Apakah anak menghabiskan banyak waktu di kamar mereka?
Apakah mereka mengatakan ”tidak” ketika teman mereka mengundang mereka? Apakah mereka ingin berhenti dari kegiatan sepulang sekolah untuk tinggal di rumah dan menonton TV?
Jika demikian, mungkin anak dibully oleh teman-temannya.
Moms dan Dads mungkin frustrasi ketika anak menarik diri dari anggota keluarga.
Lakukan uoaya ekstra agar terhubung dengan anak.
Moms bisa memberi dorongan atau motivasi untuk percaya diri dan memiliki sifat terbuka.
4. Lebih Emosional dan Agresif
Jika anak yang sebelumnya selalu bersikap manis kepada keluarga atau saudaranya, tiba-tiba mudah marah dan suka mengolok-olok saudaranya.
Hal ini mungki terjadi karena anak merasa tidak memiliki power di sekolah dan melampiaskannya pada anggota keluarga karena anak merasa aman melakukan apa pun di rumah, saat tidak ada teman-temannya.
5. Nilai Menurun
Setelah ada tanda-tanda di atas, dan diikuti dengan nilai mata pelajaran yang menurun memungkinkan anak mengalami bullying di sekolah.
Sebuah studi di UNCLA pada tahun 2010, peneliti mengungkapkan bahwa korban bullying mempengaruhi prestasi anak.
Hal tersebut karena anak yang sering menerima perlakuan buruk dari temannya akan susah untuk berpartisipasi di kelas.
Anak tidak berani berbicara dan menonjol di kelas karena takut ditindas oleh teman-temannya.
Baca Juga: Bagikan Potretnya Bersama Lulu Tobing dan Suami Baru, Happy Salma Kegirangan:
6. Ada Tanda Luka di Tubuh atau di Baju
Ketika bullying sudah menjurus ke fisik, mungkin Moms dan Dads bisa melihat tanda-tanda tersebut secara jelas pada tubuh anak.
Jika ada luka memar, goresan di tubuh anak, atau baju yang lusuh bahkan sobek, bisa jadi itu ulah si pem-bully.
Moms, Dads, perhatikan selalu sikap dan perilaku anak. Jika menunjukkan beberapa tanda di atas, segera cari tahu apa yang terjadi pada anak.
Tanyakan pada anak dengan lembut, atau tanyakan kepada pihak sekolah.
Awasi dan lindungi anak dari pem-bully yang dapat meninggalkan dampak buruk terhadap mental anak.
Source | : | thelist.com |
Penulis | : | Puput |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR