Nakita.id - Meninggalnya Habibie pastinya membuat banyak orang turut bersedih.
Dikibarkannya bendera setengah tiang sebagai wujud belasungkawa masyarakat terhadap perginya sang presiden RI ke 3 itu.
Seperti yang kita ketahui, Habibie telah banyak memberikan kontribusi untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia.
Salah satunya, ia sudah beberapa kali merancang pesawat yang menjadi kebangaan Indonesia, N-250, pesawat C-130 Hercules, Dornier Do-31 dan pesawat R-80.
Tahukah Moms, ada kisah pilu di balik ngotonya Habibie yang ingin membuat pesawat,.
Hal itu diungkapkan oleh sutradara Hanung Bramantyo dalam acara Mata Najwa.
Baca Juga: Satu Studio Ngakak Dengar Barbie Kumalasari Salah Sebut daerah di Amerika, Igun:
Mulanya, Najwa Shihab bertanya pada seorang penulis, Gina S. Noer terkait buku yang ia tulis soal Habibie muda.
Katanya, Habibie pernah hidup terpisah dengan sang ibu dari usia 13 tahun.
Hal itu yang memunculkan keinginan Habibie untuk membuat pesawat.
Hal itu dibenarkan oleh Hanung Bramantyo.
Ia bercerita bagian dari film "Rudy Habibie", saat Habibie muda sedang bercengkrama dengan ayahnya, ia mengutarakan keinginanya untuk membuat pesawat.
"Kenapa ia pengen bikin pesawat karena ingin menyatukan orang-orang yang ada di Indonesia yang pulaunya terpisah-pisah," ujar Hanung.
Tak hanya itu, ternyata ada kisah pilu di balik keinginan Habibie untuk membuat pesawat.
Habibie ingin membuat sang ibu saat itu tinggal di Gorontalo bisa dengan mudah pulang ke Solo.
"Pada saat itu, ibunya Beliau kan dari Solo, ditinggal di Gorontalo, nggak bisa pulang karena tidak ada pesawat atau sesuatu untuk membawa ke Solo atau Gorontalo secara cepat, butuh waktu berbulan-bulan," ungkap Hanung.
"Di situ beliau (Habibie) punya keinginan untuk menyatukan itu dengan pesawat, atau medium apa pun yang penting bisa menyatukan itu," tambahnya.
Hanung juga pernah bertanya pada Habibie, mengapa harus pesawat yang digunakan untuk menghubungkan antar pulau di Indonesia.
"Jawabannya adalah itu, Indonesia itu adalah negara kepulauan, jadi bagaimana kita itu menghubungkan satu orang di pulau lainnya dengan cepat, efisien ya dengan pesawat," jelas Hanung.
Baca Juga: Ria Irawan Mulai Sulit Berkomunikasi, Sang Suami Luapkan Jeritan Hati:
"Makanya beliau sangat fokus, makanya setelah sekolah ITB, Beliau langsung loncat ke Aachen. Kenapa di Aachen, karena di Aachen salah satu sekolah terbaik membuat pesawat dan mewujudkan industri dirgantara itu," tambahnya.
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR