Nakita.id - Kepergiannya masih menyimpan duka.
Kepergiannya masih membekas lara.
Pun, kepergiannya menjadi penyesalan terbesar bagi banyak orang, terutama orang terdekatnya.
Rabu (11/9/2019) putra bangsa, cendekiawan, dan ilmuwan intrernasional Bacharuddin Jusuf Habibie telah 'pergi'.
Ia pergi menuju keabadian, menghadap Yang Pencipta, yang tak pernah ia lupakan setiap detiknya.
Dan menemui yang tercinta, yang tak pernah ia lupakan pula.
Presiden ke-3 Republik Indonesia ini meninggal dunia pukul 16.02 WIB, di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, setelah dirawat intensif selama beberapa hari.
Baca Juga: Jarang Terekspos, Begini Kisah Cinta Presiden Jokowi dan Iriana 32 Tahun Silam
Visi dan misi hidupnya yang berapi-api membuat masyarakat Indonesia kagum akan perjuangannya.
Meski sempat dianggap sebelah mata saat ramainya kerusuhan Mei 1998, nyatanya BJ Habibie hingga saat ini masih memikirkan bagaimana negara bisa berdikari dalam hal apa pun, terutama IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).
Habibie tak hanya meninggalkan kesan dan juga pesan, tapi juga meninggalkan banyak warisan.
Salah satunya pesawat yang saat ini tengah diusahakan untuk 'terbang', dengan bantuan masyarakat luas Indonesia, yakni pesawar R80, cita-citanya sejak kecil.
Meski dalam hidupnya ia dikenal sebagai orang yang visioner dan memiliki tujuan hidup terang, banyak juga orang tahu bila dirinya dibuat cinta mati pada istri hidup dan matinya, Hasri Ainun Besari.
Beragam foto kesedihan dan duka sempat menghiasi media pada 2010 silam, saat kepergian Ainun.
Baca Juga: Dikenal Sebagai Bapak Cinta Sejati, Begini Pesan BJ Habibie Untuk yang Ragu untuk Menikah:
Sebagai bukti bahwa benar yang dikatakan Habibie, bila kecerdasan juga harus diimbangi dengan cinta.
Semua tuturnya tak pernah omong kosong, dan konsisten ia katakan di mana pun, dan kapan pun.
Seperti yang sempat terjadi setahun silam, saat Eyang Habibie menjadi bintang tamu di program Mata Najwa.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, BJ Habibie dan Ainun Telah Daftarkan Diri Jadi Pendonor Mata
Dalam salah satu segmen, Habibie mendapat puluhan ribu pertanyaan yang kemudian disaring oleh tim untuk secara langsung ditanyakan.
"Apa penyesalan terbesar dlm hidup eyang. yg mau eyang perbaiki?" tanya salah satu warganet.
Dengan tegas Habibie mengatakan bila semua yang pernah terjadi dalam hidupnya tak akan ia sesali.
"Saya tidak ada penyesalan, karena apa yang telah terjadi itu sudah terjadi," ujar Habibie.
"Saya tidak mau waste my time untuk mencari penyebab kenapa terjadi itu," lanjutnya.
Meskipun ia sadar, tidak menyesal merupakan hal yang sulit dilakukan.
"Walaupun itu tidak mudah. Sampai sekarang itu saya masih merindukan Ainun," ungkapnya sembari terbata-bata saat mengingat nama Ainun.
Baca Juga: SBY Tak Sabar Segera Ingin Menikah, Ayah Ani Yudhoyono Langsung Nikahkan 3 Putrinya
Habibie mengatakan ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Ainun, sebagaimana kewajiban suami pada istrinya.
"Saya merasa bersalah kenapa kok saya tidak bisa jaga dia? Padahal saya sebenarnya sesuai budaya dan ajaran agama, saya harus jaga.
Jadi saya anggap saya ini gagal. Itu masalah yang saya hadapi hampir tiap saat," ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Hal Istimewa Usai Pemakaman, Terlihat Ada Dua Pesawat Kertas di Makam BJ Habibie
Oleh karena itu, setiap perasaan bersalah tersebut menghantui dirinya, Habibie selalu mengadu kepada Yang Pencipta dan tentu saja Al Quran.
Seperti yang kita tahu, Ainun lebih dulu meninggal dunia di usianya yang ke-72 tahun karena menderita kanker.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR