Nakita.id - Terkadang sebagai orangtua kita tidak boleh melabel Si Kecil terlalu berlebihan.
Baik memberikan label secara negatif ataupun positif.
Sebab, tanpa disadari dua hal tersebut bisa berdampak ke psikologi di kemudian hari, Moms.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Hentikan Kebiasaan Mengkritik Si Kecil, Bisa Berakibat Buruk!
Lalu sebagai orangtua kita tidak tahu harus memberikan apresiasi atau mengingatkan anak dengan baik dan benar karena batasan-batasan tertentu.
Nah, sekarang Moms dan Dads nggak perlu bingung lagi.
Melansir dari parentingforbrain, Moms dan Dads tetap bisa lo memberikan asupan emosi positif ke Si Kecil tanpa memberikan efek samping.
- Memuji anak dengan jujur dan tulus
Kita kadang-kadang memuji anak-anak kita dengan sengaja untuk meningkatkan harga diri mereka, memotivasi mereka, mendorong perilaku tertentu, atau melindungi mereka dari perasaan yang menyakitkan.
Namun, jika pujian tidak dianggap tulus dan jujur, anak-anak tidak akan merasa termotivasi untuk ke depannya.
Tak perlu memberikan label pada Si Kecil terlalu berlebihan seperti ini:
"Kamu benar-benar malaikat!"
Maka Si Kecil akan berfiki seperti ini ("Saya seorang malaikat karena berbagi kue? Bagaimana kalau tidak melakukan pekerjaan rumah tadi malam?")
Dan hal tersebut tentu tidak baik.
Baiknya, Moms mengganti kalimat mengapresiasi anak dengan kalimat yang lebih tulus seperti ini:
"Kamu sangat bermurah hati untuk membagikan kue mu"
- Ungkapkan perasaan dengan lebih deskriptif dan spesifik
Alih-alih memberi pujian, dorong anak-anak menggunakan komentar deskriptif dan spesifik.
Komentar spesifik dan deskriptif menandakan Moms telah memperhatikan dan benar-benar peduli.
Moms bisa mengganti kalimat 'Kerja bagus!' pada anak.
Dan menggantinya menjadi ungkapan yang lebih deskriptif seperti ini:
"Kamu menjawabnya dengan masuk akal dan sangat detail, kamu sudah dengan menjawab pertanyaan itu!"
- Berikan pujian pada upaya dan proses, bukan kemampuan
Ketika anak-anak dipuji atas usaha yang dikeluarkan untuk melakukannya, mereka belajar menghubungkan keberhasilan dengan usaha mereka.
Pola pikir orientasi belajar ini dapat meningkatkan motivasi, kegigihan, dan kesenangan intrinsik anak-anak.
Dalam hal ini, Moms juga harus menghindari memuji anak dengan membandingkan dengan anak lain.
Tak hanya itu saja, Moms tentu harus menghindari kontrol atau pujian bersyarat.
Jika Moms dan Dads bisa menerapkan cara-cara di atas tentu Si Kecil akan merasakan banyak manfaatnya.
Pertama, meningkatkan rasa percaya diri anak-anak.
Orang-orang dengan percaya diri tinggi ternyata lebih bahagia dan lebih sehat secara mental.
Sedangkan mereka yang memiliki percaya diri rendah cenderung tertekan secara psikologis.
Meningkatkan motivasi intrinsik untuk mencapainya dan tentunya meningkatkan ketekunan buah hati.
Source | : | Parenting for brain |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR