4. Penyakit Moms dan infeksi
Gangguan penyakit pada ibu hamil juga bisa menjadi penyebab janin meninggal dalam kandungan.
Contoh: diabetes, jantung, hipertensi, gangguan kekurangan gizi, dan lainnya.
Penyakit-penyakit ini akan mengurangi asupan nutrisi ke janin sehingga janin tidak dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu, infeksi bakteri ataupun virus juga akan membuat pertumbuhan janin terganggu, bahkan meninggal.
5. Kelainan genetik dan bawaan
Kelainan genetik, misalnya, kelainan pada kromosom janin, dapat membuat pertumbuhan janin terhenti.
Atau juga terjadi kelainan bawaan pada janin, semisal jantung janin tak tumbuh sempurna, mengalami kebocoran, paru-paru tak bisa mengembang, atau kelainan lainnya yang dapat mengakibatkan kematian janin.
Baca Juga: Sempat Viral Arya Wiguna 'Demi Tuhan', Lama Tak Muncul Ternyata Begini Profesinya, Diluar Dugaan!
6. Trauma saat hamil
Ibu hamil yang mengalami kecelakaan sehingga terjadi benturan di perut bisa berakibat plasenta terlepas.
Meski hanya terlepas sebagian, namun tetap dapat terjadi perdarahan sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke dalam tubuh janin terhenti.
7. Rhesus darah tidak cocok
Ketidakcocokan ini, misalnya terjadi karena janin mengikuti rhesus darah Dads yang lebih dominan.
Padahal, rhesus (Rh) Dads dan Moms berbeda; Moms Rh negatif dan Dads Rh positif.
Ketidakcocokan ini dapat memengaruhi kondisi janin, seperti: janin mengalami hidrops fetalis, reaksi imunologis berlebihan yang dapat memunculkan pembengkakan kulit janin, cairan berlebih dalam rongga perut, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga jantung, yang membuat janin tak dapat melangsungkan hidupnya.
Source | : | nakita.id,Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR