"Jipi membantu jualan cuma kalau ada sisa jualan dari ibu, kalau tidak ada sisa ya ndak jualan," tutur Nunuk.
Setiap hari Jipi dan ibunya harus menjual sekitar 100 bungkus lotis dengan harga Rp5.000,00 setiap bungkusnya.
Jipi mengungkapkan bahwa dirinya senaang bisa berjualan lotis keliling setiap hari, tanpa rasa malu.
Tidak hanya kegigihan Jipi saja yang menjadi perhatian, tempat di mana dia tinggal juga menjadi sorotan.
Pasalnya rumah yang ia tempati hanya beralaskan beton dan beratap seng.
Rumah berdinding triplek tersebut sudah ia tempati sejak 2011 silam, dengan sistem kontrak.
Jipi menceritakan bahwa dirinya pernah tidak naik kelas karena faktor kemalasan dan guru.
Jipi merasa dulu dirinya malas belajar karena pengaruh dari teman-teman di sekitarnya, kini ia mengaku tak lagi seperti itu.
Source | : | Tribunsolo.com |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR