Riset dilakukan oleh peneliti dari Michigan State University dengan meneliti 123 anak berusia tujuh tahun.
Tujuan studi adalah untuk menilai apakah anak-anak memiliki mindset yang berkembang dengan mempercayai kepandaian bisa didapatkan dengan kerja keras, atau sebaliknya.
Peneliti kemudian meminta anak-anak untuk menyelesaikan tugas akurasi komputer yang serba cepat sembari merekam aktivitas otak mereka.
Lonjakan aktivitas pada otak terjadi ketika anak-anak menyadari kesalahan mereka dan memberi perhatian lebih pada apa yang salah.
Berdasarkan data yang terkumpul, para peneliti menyimpulkan anak-anak dengan "mindset berkembang" jauh lebih mungkin untuk memiliki respon otak yang lebih besar setelah membuat kesalahan.
Indra Kusumah SPsi MSi CHt, seorang psikolog mengatakan, orang tua sebaiknya jangan memberikan label pintar dan bodoh dan memaksa untuk menjadi juara di kelas.
"Orang tua harus peka terhadap kecerdasan anak, kecerdasan itu tidak melulu mendapat nilai bagus," ujar Indra Kusumah.
Menurut Indra banyak orang tua yang mempermasalahkan rapot anaknya ketika melihat nilai Matematika 5 sedangkan seni 9.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR