Nakita.id – Sadarkah Moms bahwa saat ini diskriminasi gender masih terjadi di sekitar kita?
Salah satu diskriminasi gender yang sering kali terjadi adalah adanya anggapan bahwa pemimpin itu adalah laki-laki.
Sementara itu, perempuan hanya bisa menjadi pengikut, tidak lebih cerdas dari laki-laki, dan tempatnya hanya mengurus dapur.
Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang
Diskriminasi gender yang dialami oleh perempuan juga ternyata banyak ditemukan dalam berbagai film yang mungkin Moms tonton, lo.
Berdasarkan hasil penelitian Plan Internasional bersama Geena David Institute on Gender in Media, ada banyak ketimpangan dan diskriminasi yang diperlihatkan dalam film.
Salah satunya adalah hanya 27 persen tokoh perempuan yang digambarkan sebagai pemimpin dalam film.
Sedangkan, tokoh pemimpin laki-laki mendapat porsi yang lebih besar, yakni 42 persen.
Yang membuat semakin miris adalah hasil temuan yang mengatakan bahwa tokoh pemimpin perempuan dalam film dinyatakan lima kali lebih sering dilecehkan secara seksual dibanding tokoh laki-laki.
Miris sekali ya, Moms?
Berangkat dari keprihatinan tersebut, akhirnya Plan Indonesia menyelenggarakan sebuah kegiatan #GirlsTakeOver ‘Sehari Jadi Pemimpin’ yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada publik bahwa anak perempuan juga bisa menjadi memimpin.
Baca Juga: Melaney Ricardo Akui Sempat Left Grup Chat Genk Menteri Ceria, Karena Berantem dengan Luna Maya?
Kegiatan #GirlsTakeOver ‘Sehari Jadi Pemimpin’ ini juga sengaja digelar dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 11 Oktober besok.
Dalam kegiatan tersebut, Plan Indonesia juga memberikan kesempatan untuk delapan anak perempuan Indonesia untuk menjadi pemimpin selama sehari.
Adapun posisi yang pemimpin yang digantikan oleh delapan anak ini antara lain, posisi menteri, pemimpin redaksi, direktur perusahaan, dan gubernur.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, yang digantikan posisinya oleh seorang anak asal Lembata pun menyambut baik kegiatan ini.
Rudiantara juga mengakui bahwa media memiliki peran yang penting dalam menciptakan narasi positif tentang anak perempuan.
“Anak-anak perempuan terus berjuang untuk mendapatkan kesempatan yang setara dengan laki-laki. Tugas kita adalah bersinergi untuk mewujudkan media massa dan media sosial yang aman serta positif bagi semua pihak, termasuk anak perempuan,” ujar Rudiantara saat ditemui di acara Sharing Session #GirlsTakeOver di kawasan SCBD, Jakarta Selatan pada Kamis (10/10/2019).
Melalui kegiatan ini, Dini Widiastuti selaku Direktur Eksekutif Yayasan Plan Internasional Indonesia pun berharap ke depannya gambaran perempuan di media bisa jauh lebih baik dan setara dengan laki-laki.
“Dengan tema #GirlsTakeOver ini, kami berharap gambaran tentang perempuan maupun pemimpin perempuan di media bisa lebih positif.
Kami juga berharap anak-anak yang telah terpilih merasakan jadi pemimpin bisa terus menunjukkan potensi dirinya dan membuktikan bahwa ia bisa menjadi pemimpin,” ujar Dini Widiastuti.
Wah, semoga ke depannya tidak terjadi lagi diskriminasi pada perempuan ya, Moms.
Baca Juga: Dampak Negatif yang Patut Moms Ketahui Bila Terlalu Memanjakan Anak
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR