Nakita.id - Orangtua sebaiknya berhati-hati dalam memberi label atau julukan pada Si Kecil mengenai perilaku, sifat, atau bentuk fisiknya.
Labelling negatif biasanya terjadi ketika ada kebiasaan atau perilaku buruk yang mereka lakukan.
Label negatif seperti bodoh, malas, nakal, gendut, dan lain sebagainya bisa berdampak buruk terhadap rasa percaya diri anak lho, Moms!
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ini Alasan Mengapa Berteriak pada Si Kecil Membahayakan
Bagaimana tidak, ketika anak mendapatkan label negatif dari orangtuanya, maka ia juga akan menilai dirinya sendiri seperti itu.
Setiap kali kita melakukannya, kita jatuh ke dalam jebakan label tanpa menyadari efek dan konsekuensinya yang terbatas.
Labelling merupakan hal yang bisa menimbulkan trauma dan menyakiti perasaan anak.
Melansir dari ACPEDS, berikut adalah penjelasan label bisa memengaruhi kehidupan Si Kecil di masa depannya.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Labeli Anak Ketika Si Kecil Bertengkar di Rumah, Ini Cara Menghadapinya
1. Label membuat anak melihat diri mereka berbeda
Cara orangtua bertutur kata buruk soal anak mereka bisa membuat sang anak melihat dirinya dengan cara berbeda.
Sebuah penelitian sosial pernah dilakukan oleh ilmuwan Charles Horton Cooley yang dinamani 'melihat biasan gelas' di tahun 1902.
Hal ini menjelaskan konsep ketika orang bersikap dengan melihat bagaimana orang lain menilai mereka.
Seorang psikolog anak, dr Brenna Hick menjelaskan kalau anak-anak melihat diri mereka seperti yang dikatakan orang lain.
"Anak-anak berkembang dan mengetahui jadi diri mereka dengan memproses apa yang orang lain katakan tentang mereka, apa yang mereka bisa dan lain-lain," tuturnya.
Jadi, ketika orang dewasa mengatakan kalau diri mereka nakal, pemalu, agresif atau yang lain, ucapan itu akan menjadi bagian dari identitas mereka.
2. Label membuat perilaku orangtua berubah
Tidak hanya berefek pada anak, perilaku labelling juga membuat orangtua melihat anak mereka dengan cara yang berbeda.
Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Rosenthal dan Jacobson, yang meminta guru menandai beberapa murid sebagai karakter 'pintar'.
Hasilnya, anak-anak yang ditandai pintar tersebut mengalami kemajuan akademik yang menakjubkan.
Hal ini tak hanya karena perubahan pada anak, tapi juga cara guru memperlakukan mereka.
3. Membatasi kemampuan anak
Memberikan label sama saja menempatkan anak dalam kotak.
Kita melarang mereka untuk berkembang dan melakoni hal-hal yang sebenarnya menjadi bakat Si Kecil.
Hal yang paling menakutkan adalah ketika label menjauhkan anak dari hal-hal yang mereka sukai.
Alhasil, mereka tidak akan tumbuh secara maksimal karena terkurung dalam pemikiran dan ekspektasi orangtua.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | acpeds |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR