Nakita.id - Melahirkan bayi prematur memang cukup membuat beban pikiran bagi kebanyakan Moms.
Tapi siapa sangka, para dads ternyata memiliki kadar stress lebih banyak saat anaknya terlahir prematur, lho.
“Ayah akan lebih stress karena harus menangani beberapa urusan secara bersamaan” kata profesor pediatri dan ilmu sosial medis di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Dr. Craig Garfield.
"Seorang ayah yang berada pada situasi ini akan memikirkan banyak hal secara bersamaan seperti, merawat bayi, merawat pasangan, hingga melakukan pekerjaan rutinnya, tapi harus tetap terlihat tegar” tambahnya.
Dr. Garfield bersama timnya mengukur tingkat stress dengan dua cara, yaitu: tes saliva yang mengukur tingkat kortisol dan survei kertas.
Mereka menguji peserta sehari sebelum mereka dipulangkan dari rumah sakit, lalu sehari, lima hari, dan 14 hari setelah pulang ke rumah.
Selama 14 hari setelah tiba di rumah, tingkat kortisol yang menyebabkan stress meningkat drastis.
Sementara itu, tingkat stres ibu stabil bahkan menurun.
Menariknya, tingkat stres berdasarkan hasil tes saliva lebih tinggi daripada yang mereka rasakan dalam survei.
Ini bisa menunjukkan bahwa para dads tidak tahu betapa mereka benar-benar stress.
Dr. Garfield merekomendasikan untuk memberikan ruang yang nyaman dan refreshing.
Sebab, stres pada orangtua akan mempengaruhi perkembangan bayi.
"Bayi berkembang ketika orang tua berkembang. Jika orang tua stres, itu bisa mempengaruhi pola asuh dan perkembangan bayi," tambahnya.
(Fita Nofiana/Nakita.id)
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR