Nakita.id - Kejang demam adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38°C) akibat suatu proses di luar otak (ekstrakranial).
Bila anak pernah mengalami episode kejang TANPA demam, maka tidak termasuk dalam definisi tersebut.
Kejang demam terjadi akibat adanya peningkatan suhu tubuh pada anak yang mempunyai ambang kejang rendah (mudah mendapatkan kejang).
Penyebab demam pada anak umumnya infeksi seperti tonsillitis, Infeksi saluran napas atas (ISPA) (38—40%), otitis media (15—23%), dan infeksi saluran cerna akut (7—9%).
Kendurkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher. Miringkan posisi anak.
Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Berikan diazepam rektal. Obat yang praktis diberikan oleh orangtua adalah diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan 10 kg.
Namun jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
Ukur suhu, awasi dan catat lama serta bentuk kejang. Tetap bersama anak selama kejang.
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.
Bagaimana cara mencegah kejang demam pada anak?
Sebagai langkah pencegahan, orangtua dapat melakukan perawatan di rumah, seperti:
Memberi anak banyak minum.
Mengompres anak dengan air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan siku selama 10—15 menit.
Memakaikan baju atau selimut yang tipis dan longgar.
Memberikan obat penurun panas (antipiretik). Parasetamol sebagai lini pertama dan ibuprofen diberikan sesuai dosis dan berat badan anak.
Penggunaan ibuprofen perlu hati hati karena terdapat efek samping nyeri lambung.
Memberikan obat antikejang (antikonvulsan).
Pemberian diazepam oral saat anak demam dapat menurunkan risiko berulangnya kejang, demikian juga pemberian diazepam rektal pada suhu >38,5°C. Pemberian antikonvulsan harus sesuai petunjuk dan resep dokter.
KOMENTAR