Nakita.ID – Kalau guru hanya hadir untuk sementara waktu, maka orangtua hadir sepanjang hayat si anak. Karena itulah pendidikan dari orangtua di rumah tidak akan pernah pupus dalam diri seorang anak. Rumah adalah tempat terbaik untuk menempa seorang anak untuk mengasah rasa peduli & daya pikirnya.
Rumah adalah pusat segalanya, semua hal baik dan buruk terkait dengan tumbuh kembang anak dimulai dari rumah. Termasuk perkembangan keterampilan sosialisasi, kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Pembelajaran anak terjadi secara terus menerus sepanjang hayatnya, mulai anak lahir sampai ia menutup mata. Bahkan ketika si anak dewasa, ia akan berperilaku sesuai nilai-nilai yang ditanamkan ayah dan bundanya.
Kecerdasan antarpribadi atau cerdas sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan dalam memahami suasana hati, maksud, motivasi, perasaan dan cara berpikir seseorang. Kecerdasan ini erat hubungannya dengan kemampuan seseorang menjalin hubungan dengan orang lain.
Kabar baiknya, keterampilan ini bisa dilatih sejak dini dan dimulai dari rumah. Kuncinya sering-seringlah mengajaknya berkomunikasi, bahkan sejak ia belum lancar bicara. Berbicaralah seolah si kecil sudah bisa menangkap isi pembicaraan orang dewasa. Ungkapkan bagaimana bahagianya seluruh anggota keluarga dengan kehadirannya.
Saat beraktivitas, misalnya makan atau mandi, orangtua bisa mengajak anak ngobrol dan menjelaskan apa saja yang sedang dilakukannya saat itu, apa saja benda yang dipakai; sabun, sampo, handuk, gelas, piring dan sebagainya. Dengan begitu anak telah terbiasa berinteraksi dengan orang lain sehingga kecerdasan interpersonalnya tumbuh.
Menurut Howard Gardner pencetus multiple intelligences, kecerdasan interpersonal ditandai dengan keterampilan komunikasi yang baik, anak pandai mengomunikasikan perasaannya pada orang lain. Saat melihat wajah temannya muram, ia akan menegur, "Ada apa, mengapa kamu kelihatan sedih hari ini?" Anak yang tidak memiliki kecerdasan interpersonal tak akan bisa melakukannya.
Kecerdasan ini bisa dilatih dengan mengajak anak berkomunikasi sebanyak-banyaknya. Dengan demikian kosakatanya terus bertambah sehingga membantunya dalam bersosialisasi. Berikan pengertian yang tepat atas setiap kata baru yang dikuasainya. Buka lebar kesempatan untuk berteman dengan sebanyak mungkin orang dan berikan kebebasan untuk bermain/bergaul dengan mereka.
Latihan sederhana yang bisa dilakukan di rumah, misalnya mengizinkannya menerima telepon dan mengajarinya bertanya dari siapa, mencari siapa dan apa keperluannya. Begitu juga kalau ada tamu di rumah, biarkan anak ikut "ngobrol" sebentar, setidaknya memperkenalkan dirinya.
Bangun juga kedekatan (bonding) orangtua dengan anak. Penelitian menemukan hubungan antara kecerdasan dan kelekatan anak dengan orangtua. Pola pengasuhan yang mengedepankan kelekatan berdampak pada kecerdasan. Di saat anak merasa aman dan nyaman dengan diri sendiri dan orangtua, ia akan lebih mudah menyerap dan mempelajari segala sesuatu dengan sendirinya. Pendek kata, situasi rumah dan keluarga yang kondusif juga berpengaruh besar pada kecerdasan anak.
Jangan lupakan juga nutrisi yang berperan penting terhadap kecerdasan anak, termasuk emosi. Berbagai riset mengungkapkan, kekurangan nutrisi akan membuat akan memengaruhi perasaan dan sulit berkonsentrasi sehingga daya tangkap rendah. Demikian juga dengan asupan vitamin dan mineral seperti zat besi yang kurang dapat memicu gangguan konsentrasi, mudah marah, dan sulit mengendalikan diri.
Untuk mengapresiasi hebatnya peran Ibu untuk mendidik anak hebat, Bebelac mengajak para Ibu untuk share cerita, selama ini apa arti ibu hebat dan anak hebat versi Ibu? Yuk, tuliskan pandangan Ibu tentang arti ibu hebat dan anak hebat di akun Instagram atau Facebook @bebeclub. Ada hadiah langsung dari Bebelac X Minitoday yang menanti, yuk share cerita Ibu di kolom komentar akun @bebeclub sekarang!
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR