Nakita.id – Banyak orang yang mengatakan bahwa urutan kelahiran anak akan mempengaruhi perlakuan orangtua.
Sebagai contoh, orangtua akan bersikap lebih keras pada anak sulung ketimbang anak bungsu.
Apakah Moms percaya akan hal tersebut atau bahkan mengalaminya?
Menariknya, perbedaan perlakuan orangtua pada anak ternyata memang dipengaruhi oleh urutan kelahiran.
Mengutip dari Kompas.com, sebuah penelitian mengatakan bahwa memang banyak orangtua yang lebih keras dalam mendidik anak pertama.
Hasil positifnya adalah statistik tingkat kecerdasan anak sulung lebih tinggi dibandingkan anak bungsu.
Masih menurut penelitan yang melibatkan 12.000 responden di Amerika Serikat ini, ditemukan 33,8 persen ibu mengaku anak pertama mereka lebih pintar di kelas.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Stop Berikan Labelling
Selain perbedaan perlakuan, anak sulung juga dikatakan memiliki waktu bermain dan menonton televisi yang jauh lebih sedikit dibandingkan anak tengah maupun bungsu.
Dari hal tersebut, didapat lah sebuah bukti yang mengklaim bahwa IQ anak pertama lebih tinggi dibandingkan anak kedua dan seterusnya.
Meski begitu, V. Joseph Host selaku Ketua Penelitian mengatakan, urutan kelahiran tidak lantas mempengaruhi kecerdasan anak.
“Sebenarnya tingkat kecerdasan dan intelegensia anak tak dipengaruhi oleh urutan kelahiran, tapi lebih kepada bagaimana pola asuh disiplin yang diterapkan orangtua pada masing-masing anak,” ujar V. Joseph Host.
Masih menurut Host, secara alamiah sikap tegas orangtua memang lebih terarah pada anak pertama.
Sementara itu, sikap yang demikian terbilang lebih longgar terhadap anak tengah, apalagi anak bungsu.
Pasalnya, kebanyakan orangtua berpikir bahwa anak bungsu akan, selalu, dan selamanya menjadi anak kecil di mata mereka.
Karena hal tersebut, tak heran bila sikap orangtua cenderung protektif pada anak bungsu.
Namun, dampak buruknya, anak bungsu biasanya akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri dan manja.
Sedangkan, menurut para pakar, sikap keras orangtua pada anak sulung sebenarnya disebabkan oleh stereotip yang telah terlanjur mengakar.
Dengan adanya stereotip tersebut, akhirnya banyak orangtua yang membentuk gaya pola asuh yang berlainan pada masing-masing anak.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR