Maka, perlu dilakukan sejak dini karena pemahaman ini lebih jauh dibandingkan kebiasaan sehari-hari.
Ketika Si Kecil mencapai usia 3-6 tahun, Moms sudah mulai bisa mengajarinya tentang jenis kelamin, bagian-bagiannya dan menjelaskan pula apa fungsinya, mengapa berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Bila perlu, Moms bacakan buku ensiklopedia organ tubuh agar Si Kecil mudah memahaminya melalui gambar.
Batasan yang perlu Moms jelaskan ketika Si Kecil saat sudah mulai mengerti ialah, bagian tubuh yang tidak boleh tersentuh bahkan terbuka, siapa saja yang boleh menyentuh alat kelamin atau organ sensitif lain, siapa yang tidak boleh menyentuhnya. Disini Moms menanamkan kewaspadaan terhadap orang asing kepada Si Kecil.
Pemahaman ini tentu diajarkan dengan perlahan ya Moms.
Moms juga harus mampu melihat apakah Si Kecil sudah siap untuk menerima informasi itu atau belum.
Hal penting yang kadang terlupa soal pengenalan jenis kelamin pada anak, orangtua sering secara tidak sengaja menguatkan stereotipe gender.
Apakah Moms memuji anak perempuan atas penampilannya ketimbang tindakannya? Apakah Moms mengatakan kepada anak laki-laki Moms untuk menjadi kuat saat dia menangis?
Yang terakhir, pernahkah Moms melihat anak laki-laki memakai baju perempuan saat bermain?
Atau anak perempuan yang sukanya memakai peci papanya?
Nah, nah, jangan langsung mengaitkan perbuatannya itu dengan orientasi seksualnya, ya Moms.
Anak berumur 4-5 tahun memang suka meniru satu sama lain dan suka memainkan peran orang lain karena buat anak seusianya, gender merupakan konsep yang sangat berkembang. Ya, Moms proses pengenalan gender ini akan terus berkembang pula seiring Si Kecil beranjak dewasa.
(Fadhila Afifah/Nakita.id)
Source | : | Tabloid Nakita,nakita.id |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR