Baca juga: Operasi Bibir Sumbing Tidak Bisa Sembarangan. Kapan?
Operasi yang dilakukan di usia 3-6 bulan adalah operasi bibir (labioschisis) atau cleft repair.
Bayi yang sebelumnya sudah memakai NAM akan memberikan keuntungan, di mana bentuk hidung pasien akan lebih simetrik, kemudian parutnya akan lebih baik dan komplikasi seperti infeksi dan jebol jadi lebih rendah.
Untuk tahun 2017, jumlah pasien bibir sumbing dan langit-langit di RSCM rata-rata 150-200 pasien per tahun. Sementara untuk pasien NAM tahun ini ada 24 pasien.
Walau efektif, pemasangan NAM ini tidak dicover oleh BPJS. “Tapi kita sedang berjuang agar bisa dimasukkan ke BPJS, jadi lebih banyak pasien yang bisa diberikan fasilitas tersebut.”
Baca juga: Apa Penyebab Bibir Sumbing? Gawat Kalau Moms Punya Kebiasaan Ini.
Ini disebabkan karena pemasangan NAM dilakukan oleh ortodontis yang mengarah pada tindakan estetis, padahal sebenarnya hal ini lebih mengarah pada tindakan fungsional yang membantu untuk persiapan operasi.
Biaya pemasangan NAM yakni Rp1.600.000. Jika rangkaian tindakan dilakukan selama 3 bulan, maka total biayanya Rp3.000.000-an.
Namun untuk biaya operasi bibir sumbing di RSCM tidak dikenakan biaya, karena ditanggung oleh BPJS atau yayasan.
Batas usia maksimal untuk pemasangan NAM adalah bayi usia 5-6 bulan, di mana perawatannya akan jauh lebih lama karena celahnya akan semakin melebar dan berjauhan.
Baca juga : Demam Saat Trimester Pertama Meningkatkan Risiko Bayi Mengalami Cacat dan Kelainan Pada Wajah
Dokter menyarankan agar orangtua dengan bayi bibir sumbing tidak mengulur-ulur waktu hingga 3 bulan untuk melakukan proses pemasangan NAM karena celah bisa semakin melebar dan membesar.
“NAM itu sistemnya lepas-pakai, bukan permanen. Walau begitu, alat ini cukup efektif karena banyak pasien yang ditangani di sini berhasil. Tapi apakah pernah mengalami kegagalan? Iya, Kegagalan itu di orangtua.”
Faktor biasanya, NAM sebenarnya harus dilepas sehari dua kali, paling tidak dibersihkan pada saat mandi.
Celakanya, meski banyak manfaat, orangtua tidak rajin memakaikan NAM kepada bayinya karena mereka merasa repot. (*)
(Avrizella Quenda / nakita.id)
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR