Nakita.id - Mengatasi nyeri perut saat hamil di trimester 3 umumnya cukup menantang bagi fisik dan emosional ibu hamil.
Pasalnya, selain harus mengatasi nyeri perut saat hamil di trimester 3, Moms juga akan mengalami berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh dan janin.
Oleh karenanya di masa akhir kehamilan, ibu hamil diharapkan sudah memahami dan memiliki banyak informasi tentang persalinan.
Hal ini dapat membantu mengurangi rasa cemas yang kemungkinan besar menyambut sebelum persalinan.
Memang sering terjadi pada trimester 3 nyeri masih kerap dirasakan di bagian bawah perut ibu hamil.
Nyeri yang tergolong tidak berbahaya ini disebabkan rahim yang membesar sehingga mengakibatkan adanya tekanan pada kandung kemih yang berlokasi di bagian bawah perut.
Namun, Moms haru mulai mewaspadai bila nyeri ini sampai menyebabkan infeksi saluran kemih ya!
Pasalnya, tekanan pada kandung kemih dapat membuat urine berada lebih lama di sana sehingga mengakibatkan timbulnya infeksi saluran kemih.
Keluhan yang timbul bisa berupa anyang-anyangan, berkemih tidak tuntas (sedikit-sedikit), mengalami nyeri di perut bagian bawah yang menyebar hingga ke punggung, bahkan terkadang timbul kontraksi.
Untuk mengatasinya, Moms bisa menghindari kebiasaan menahan buang air kecil dan selalu minum air putih sekurang-kurangnya 10 gelas per hari.
Nyeri perut bagian bawah juga bisa dirasakan ketika janin bergerak dengan semakin besar janin, maka gerakan kepala, badan, dan tendangan kakinya akan semakin kuat.
Gerakan janin yang kuat bisa menyebabkan kontraksi ringan (kontraksi palsu yang tidak menyebabkan persalinan atau sering disebut kontraksi Braxton-Hicks).
Yang patut diwaspadai adalah kalau memasuki bulan-bulan akhir kehamilan, lantas ada nyeri parah di perut bagian bawah yang tak hilang meskipun sudah beristirahat.
Kemungkinan itu pertanda placental abruption, yakni lepasnya plasenta dari dinding rahim yang mungkin dapat menyebabkan Moms mengalami perdarahan.
Jadi sederhananya, untuk membedakan nyeri perut yang wajar dengan yang membahayakan ada dua.
Bila nyeri perut itu tidak hilang setelah beristirahat, maka ada kemungkinan Moms mengalami komplikasi kehamilan yang butuh penanganan lebih lanjut, yang penyebabnya seperti:
1. Kram seperti saat haid yang berlangsung lama (beberapa jam)
Nyeri bersifat ritmik, menjalar dari pinggang ke arah bagian atas kemaluan.
Ini bisa jadi tanda-tanda awal keguguran. Umumnya dibarengi dengan perdarahan berwarna merah muda serta kontraksi yang kuat, teratur, dan terasa sakit.
Segera hubungi dokter atau bidan untuk meminta bantuan.
2. Nyeri dirasakan pada perut bagian atas atau ulu hati.
Nyeri ini biasanya diikuti sakit kepala dan gangguan pandangan mata (mata kabur).
Penyebab umumnya adalah preeklampsia yang ditandai pula dengan naiknya tekanan darah dan disertai bengkak-bengkak terutama pada kaki serta bocornya protein dari ginjal.
3. Nyeri yang berasal dari kontraksi rahim
Nyeri atau kram yang menyerang bagian perut ini menyerupai diare yang melilit, dibarengi nyeri punggung dan kontraksi pada usia kehamilan 20 minggu sampai 36 minggu.
Persalinan kurang bulan sering diikuti keluarnya darah yang banyak sehingga sering disalahartikan sebagai perdarahan pra-persalinan akibat plasenta previa (plasenta tumbuh menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir).
4. Ada beberapa nyeri yang terjadi
Ada beberapa nyeri yang terjadi dalam kehamilan, tetapi tidak berkaitan dengan kondisi kehamilan itu sendiri.
Nyeri-nyeri itu antara lain pecahnya kista karena tekanan yang besar pada rahim atau kasus peradangan usus buntu.
Nah sekarang Moms sudah tahu kan penyebab nyeri hamil yang sering dirasakan oleh ibu hamil dan bagaimana cara pencegahannya.
Jika Moms mengalami beberapa tanda penyebab nyeri di atas, penanganan terbaik adalah dengan segera menghubungi dokter.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR