Nakita.id - Seperti yang kita ketahui, Ashanty dikabarkan mengidap autoimun.
Bahkan ia sempat dirawat di rumah sakit karena tubuhnya penuh dengan bentol-bentol merah.
Dikabarkan jika autoimun tak bisa disembuhkan, namun hanya bisa dikontrol.
Autoimun ini ada yang menyerang secara spesifik seperti menyerang vitiligo pada kulit atau menyerang ke seluruh tubuh seperti lupus.
Dilansir dari GridHealth, Ashanty juga pernah terbang ke Singapura untuk melakukan pengecekan kesehatan pada Bulan Desember lalu.
Dalam Instagram story-nya, diperlihatkan kertas hasil cek laboratorium tersebut pada Rabu (4/12/2020).
Dalam pemeriksaan itu pun terlihat kata insulin dan tes D-dimmer.
Melansir WebMD, tes D-dimer adalah tes darah yang dapat digunakan untuk membantu menyingkirkan adanya gumpalan darah yang serius.
Apabila hasil dari tes D-dimer ini meningkat menandakan darah lebih mudah menggumpal dan dapat menyumbat aliran darah (hiperkoagulasi), terutama ke organ-organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan lain sebagainya.
Setelahnya, Ashanty mengabarkan soal kondisi tubuhnya yang ternyata terdapat zat kimia berbahaya, hal itu terkuak dalam tayangan di kanal YouTube The Hermansyah A6 (12/1/2020).
Mulanya Ashanty sedang mendapatkan penerawangan dari seorang parapsikolog, Panglima Langit.
Panglima Langit sedang mediumisasi sosok gaib yang katanya telah membuat Ashanty menderita.
Selesai berbincang dengan sosok tersebut, Ashanty memberikan pendapatnya.
Katanya, beberapa pengakuan si sosok gaib itu benar. Salah satunya ia masih sering merasa gatal meskipun tak ada bentol-bentol.
Baca Juga: Sering Salah Kaprah! Berkumur dengan Cara Ini Ternyata Tak Termasuk Cara Menggosok Gigi yang Benar
Setelahnya, ada perempuan yang bertanya bagaimana hasil pengecekan kesehatan di Indonesia dan Singapura.
Tak disangka, Ashanty menyebutkan bahwa tubuhnya terdapat zat kimia berbahaya, Moms.
"Aku dibilang very high mercury di dalam badan, gitu," ungkap Ashanty.
Ashanty tak menjelaskan secara detail mengenai zat kimia berbahaya yang ada di tubuhnya itu.
Dilansir dari Kompas.com, merkuri masuk ke tubuh manusia dengan berbagai cara, bisa melalui air, bahan pangan tercemar atau melalui kulit dan saluran pernapasan.
Termometer, tensimeter, lampu fluorescent, baterai dalam remote televisi, juga telepon genggam, semuanya mengandung merkuri.
Tetapi, semua barang itu, menurut Duta Lingkungan Valerina Daniel tahun 2011, relatif aman dipakai selama tidak pecah atau rusak.
Valerina menjelaskan bahwa keracunan merkuri dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kegagalan fungsi otak, mengganggu pertumbuhan janin, dan menyebabkan kanker.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,YouTube,Grid Health |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR