Nakita.id - Sosok Ningsih Tinampi ramai diperbincangkan usai mengaku bisa memanggil malaikat hingga Nabi.
Padahal, sebelumnya ia hanya dikenal sebagai sosok yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan guna-guna.
Atas pengakuannya yang kontroversial itu, Ningsih pun mendapatkan banyak 'serangan' dari berbagai pihak, mulai dari Mbah Mijan hingga Mbak You.
Bahkan, pihak MUI juga angkat bicara dan memberikan pernyataan yang membuatnya skakmat.
Dalam acara 'iNews Sore' (16/1/2020), presenter mewancarai pihak MUI untuk mengomentari soal pengakuan Ningsih yang bisa memanggil dan bertemu Nabi.
Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, KH. Cholil Nafis, Ph.D langsung menegaskan bahwa orang yang bisa bertemu dengan Nabi adalah orang yang soleh.
"Pertama yang bisa bertemu Nabi pasti orang soleh, orang yang tidak soleh hanyalah jin yang menggoda orang itu. Kedua orang yang bisa bertemu jin nggak harus orang soleh," ungkapnya.
Setelahnya, ia pastikan bahwa manusia tak bisa memanggil Nabi bahkan melihatnya.
"Tapi saya pastikan, sepasti-pastinya, kita nggak bisa memanggil malaikat untuk melihat malaikat. Kedua sepasti-pastinya kita tidak mungkin memanggil Rasulullah SAW untuk hadir, tidak mungkin," tukasnya.
Dalam tayangan di acara 'Apa Kabar Indonesia Pagi' (20/1/2020), Cholil menduga apa yang dipanggil Ningsih bukanlah Nabi namun jelmaan jin yang mengaku Nabi.
"Kalo praduga saya, jin lah yang menjelmakan itu dan karena dia (Ningsih) sudah berkolaborasi dengan jin akhirnya merasa itu seperti dalam imajinasinya (Nabi) padahal dalam tipu daya jin itu," ungkapnya.
Baca Juga: Tak Kalah Heboh dari Polemik Ningsih Tinampi, Polres Gowa Berhasil Tangkap 'Pocong' yang Berkeliaran
Lebih lanjut, menurutnya ada indikasi penyesatan dari apa yang diungkapkan oleh Ningsih Tinampi.
"Indikasinya (penyesatan) ada, pertama dalam tayangan mengobati itu ada memanggil Nabi, memanggil malaikat. Memanggil kalo diartikan dihadirkan sehingga pasiennya jadi nangis-nangis itu bisa melihat kan. Sekali lagi itu indikasi yang perlu diteliti," ungkap Cholil.
Pasalnya, menurutnya Nabi tak bisa dilihat secara langsung, jika hadir dalam mimpi maka tak bisa diserupai yang lain.
"Kedua yang saya sampaikan, dalam video permintaan maaf mengapa seolah dirinya yang mendapatkan tugas dari Allah, kita semua mendapatkan tugas untuk mengingatkan itu. Dengan pala-pola 'saya dihadirkan dengan membaca seperti ini', kalo dalam studi kami tentang sihir tentang jin, itu sedang dipermainkan oleh jin," ungkapnya lagi.
Lebih lanjut, menurutnya Nigsih Tinampi itu bingung dengan tipu daya jin dengan diperlihatkan gambaran dunia lain.
"Saat ngobatin dia pede, setelah ngobatin dia bingung. Ada unsur kebingungan, karena apa, dia (Ningsih) diberikan gambaran-gambaran Indonesia akan hancur, kamu segera haji menjadikan dia takut, padahal itu ketakutan kita semua," tambahnya.
"Jangan sampai merasa itu mandat sendiri, sampai mengkultuskan diri atau bisa mengaku hal-hal yang tidak mungkin," tukasnya.
Sama halnya yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, KH. Fahmi Salim, Lc. MA, katanya pengakuan Ningsih itu melanggar perkara hal gaib.
"Harus dilursukan pemahamannya, dan masyarakat umat dan pasien juga harus meninggalkan praktik pengobatan yang seperti itu karena ini sudah jelas melanggar perkara yang gaib," tegasnya dilansir dari tayangan di acara 'Hot Shot' (18/1/2020).
"Sudah bicara ngawur, ini berbahaya sekali bagi keimanan seorang muslim," tutupnya.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR