Nakita.id - Tak banyak orang tahu kalau ikan asin yang dianggap sebagai makanan kelas bawah ternyata memiliki manfaat luar biasa untuk tulang.
Tak bisa dipungkiri memang ikan asin indentik dengan makanan kelas bawah lantaran harganya yang lebih murah dibandingkan jenis ikan lainnya.
Selain itu, ikan asin juga sangat mudah didapatkan dan memiliki daya tahan yang cukup awet untuk disimpan dalam waktu lama.
Baca Juga: Ini Cara Jitu Mengatasi Ikan Asin yang Terlalu Asin
Meski begitu, bahan makanan ini tak hanya disukai oleh masyarakat kelas bawah saja.
Tidak sedikit masyarakat Indonesia menganggap kombinasi ikan asin, nasi hangat, dan sambal adalah hidangan yang luar biasa nikmat.
Menurut sebuah jurnal yang dipublikasikan dalam Science Direct pada tahun 2015, ikan asin memiliki keistimewaan manfaat bagi tulang, lho.
Baca Juga: Ini Cara Jitu Mengatasi Ikan Asin yang Terlalu Asin
Berdasarkan penelitian tersebut, ikan asin terbukti memiliki kandungan fosfor dan kalsium yang tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan tulang dan gigi.
Manfaat ini bearasal dari kandungan proteinnya yang cukup tinggi, yaitu sekitar 42 gram protein per 100 gr.
Protein ini akan sangat berguna untuk membangun otot dan meningkatkan massa otot, terutama bagi mereka yang sedang menjalani program pembangunan otot.
Bahkan kandungan ini dinilai baik untuk mengobati osteoporosis.
Diketahui osteoporosis merupakan masalah pengeroposan dan penurunan kepadatan massa tulang secara berkelanjutan.
Kondisi ini lambat laun membuat tulang kehilangan kekuatannya bahkan akan menjadi lebih rapuh, hingga rentan patah.
Banyak orang yang berpikir bahwa osteoporosis terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari karena bagian dari penuaan.
Padahal penyakit tersebut dapat dihindari dengan gaya hidup yang sehat, salah satunya dengan menjaga asupan makanan agar tetap bergizi seimbang.
Sayangnya dalam proses pembuatan, ikan asin melewati penggaraman untuk menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.
Proses penggaraman ikan pada umumnya dilakukan dalam tiga cara yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting), dan kench salting.
Dengan begitu, kandungan garamnya menjadi sanagat tinggi sehingga perlu berhati-hati pada efek hipertensi.
DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, seperti dikutip dari Kompas.com mengatakan, batas aman mengonsumsi ikan asin ialah kurang dari tiga kali seminggu.
Jika lebih dari itu maka akan termasuk kategori berlebihan dan malah akan membahayakan tubuh.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Science Direct,kompas,Sajian Sedap |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR