Nakita.id - Demam bisa menyerang kapan saja pada setiap anggota keluarga.
Demam merupakan suatu gejala penyakit yang patut diwaspadai agar tidak berlanjut pada peningkatan gejala lainnya yang lebih parah.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam penanganan demam ialah penggunaan obat herbal.
BACA JUGA : [Reportase] Sering Keliru, Inilah Dosis Obat Demam Tepat Untuk Anak
"Dalam kedokteran, obat herbal banyak sekali jenisnya dari mulai herbal jamu, herbal terstandar, dan fitomarmaka. Namun, tidak semua obat herbal bisa dipakai, sebaiknya harus ada label fitofarmaka karena sudah uji klinis," ujar dr. Diana Wijaya, Sp.FK, Ketua Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di RS Medika Wacana saat diwawancara secara eksklusif oleh Nakita.id di Jakarta.
Menurut BPOM, fitofarmaka adalah sediaan obat dan obat tradisional yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi.
Selain itu, ada juga herbal terstandar yang sudah melalui berbagai uji seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan teratogenik (keamanan terhadap janin) meliputi in vivo dan in vitro.
Lalu, apa saja ya fitofarmaka dan herbal terstandar yang sudah memiliki izin edar di Indonesia?
BACA JUGA: [Reportase] Salah Dosis dan Obat Demam, Panas Tidak Turun Gangguan Lambung atau Hati Bisa Terjadi
Tercatat fitofarmaka dan herbal terstandar di Indonesia ini masih belum banyak Moms.
Baru sekitar 17 herbal terstandar dan 5 fitofarmaka hingga tahun 2013 yang beredar di pasaran.
Kemudian pada tahun 2017, fitofarmaka berkembang menjadi 17 merek.
BACA JUGA : Cara Mengukur Suhu Saat Demam Sering Keliru, Ini Caranya yang Benar
Kemasan produk fitofarmaka biasanya ditandai berupa jari-jari daun yang membentuk bintang dalam lingkaran.
Beberapa contoh fitofarmaka di Indonesia antara lain Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer (PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
Stimuno merupakan immunomodulator yang dibuat dari ekstrak meniran yang dalam bahasa latin bernama Phylantus niruri.
[Reportase] Deteksi Demam Anak, Ini Cara Cepat Supaya Penanganan Tepat
Produk ini merupakan satu dari lima jenis fitofarmaka yang dipasarkan sebagai obat bebas (OTC) di Indonesia.
Stimuno juga telah diekspor dan dipasarkan ke beberapa negara di Asia seperti Kamboja dan Vietnam.
Sedangkan di Filipina, Myanmar dan Nigeria sedang dalam proses registrasi.
BACA JUGA : Sering Jerawatan? Bisa Jadi Gara-gara Kebiasaan Ini, Jarang Disadari!
Dilansir dari Kompas.com, menurut penemu ekstrak meniran DR.Drs.Suprapto Ma'at, Apt, MS, Stimuno telah teruji khasiatnya secara klinis dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Ekstrak meniran bahkan dapat digunakan sebagai terapi adjuvant pada pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, infeksi jamur, infeksi bakteri, intraseluler dan penyakit infeksi kronis lainnya.
Jadi, untuk demam akibat virus, Stimuno sebagai salah satu bagian dari fitofarmaka cukup direkomendasikan, Moms.
Untuk kode pemasaran, BPOM memiliki kode khusus untuk fitofarmaka dan herbal terstandar ini.
Produk fitofarmaka ditandai POM FF (sembilan digit angka).
Selain itu, POM HT (sembilan digit angka) digunakan untuk produk herbal terstandar.
BACA JUGA : 6 Kebiasaan Malam Hari Agar Kulit Cantik dan Terhindar Penuaan Dini
Selain kedua jenis herbal di atas, ada juga yang terkategori jamu.
Namun, khasiat jamu biasanya memang masih bersifat empiris atau pengalaman turun temurun dan belum melalui uji klinis.
"Memang beredar di masyarakat terkait pengobatan menggunakan temulawak, kunyit, air kelapa, madu hitam, namun hal itu sebetulnya masih terkategori jamu," ujar dr. Diana.
Menurut dokter Diana, alangkah baiknya untuk menggunakan obat-obatan yang sudah terstandarisasi melalui pengujian klinis.
BACA JUGA: [Reportase] Jangan Sampai Salah, Begini Dosis Obat Demam Untuk Ibu Hamil
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | ulpk.pom.go.id,lipi.go.id,biofarmaka.ipb.ac.id,lifestyle.kompas.com |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR