Nakita.id - Anak perempuan biasanya paling dekat dengan Moms.
Sosok Moms menjadi panutan dan role model pertama bagi anaknya.
Saat ada masalah atau sedang butuh tempat mencurahkan emosinya, Moms adalah orang pertama yang terlintas di pikiran kita.
Moms melahirkan kita, menemani langkah kaki pertama hingga saat dewasa seperti ini.
Ikatan batin antara Moms dan anak perempuannya telah terjalin begitu kuat seiring berjalannya waktu tanpa kita sadari.
BACA JUGA: Turunkan 5,5 Kg dalam Seminggu dengan Diet Telur, Begini Caranya!
Bahkan, para ilmuwan mengatakan itulah ikatan batin yang terkuat.
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui mengapa depresi dan gangguan emosi lainnya tampaknya sering diteruskan dari Moms ke anak perempuan mereka.
Para ilmuwan melakukan pemindaian MRI (pemindaian otak) pada 35 keluarga sehat dan menemukan bahwa ibu dan anak memiliki anatomi yang sama ketika berhubungan dengan bagian otak yang mengatur emosi.
"Hasil ini secara signifikan lebih besar daripada ikatan antara ibu-anak lelaki, ayah-anak perempuan, dan ayah-anak lelaki," kata periset di The Journal of Neuroscience.
Dikutip dari Stylist.co.uk, Fumiko Hoeft menyampaikan keunikan penelitian ini,
"Tim kami adalah orang pertama yang mendapatkan seluruh keluarga dan memindai kedua orang tua dan keturunan untuk melihat seberapa mirip jaringan otak mereka."
Ini berarti bahwa wanita lebih cenderung memahami dan berhubungan dengan emosi Moms mereka daripada orang lain, begitu juga sebaliknya.
BACA JUGA: Selain Samsung, Hp Xiaomi Banyak Dipalsukan. Ini Cara Membedakannya
Penelitian itu juga menerangkan bahwa ada gejala seorang wanita ingin menjadi seperti moms saat dewasa nanti.
Sebuah polling di psychologytoday.com menunjukkan setidaknya ada 60% wanita dewasa yang menyatakan bahwa para moms jauh lebih mempengaruhinya dibandingkan sosok dads.
Sementara 92% setuju bahwa hubungan antara mereka dengan Moms sangat positif dan menyenangkan.
Artikel ini sudah tayang di Intisari.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR