Nakita.id - Menteri Terawan Agus Putranto mengungkapkan bila virus corona yang kian ditakuti masyarakat ini ternyata bisa disembuhkan.
Hal tersebut diungkapkan saat menanggapi kekhawatiran masyarakat terhadap virus Covid-19.
Melansir dari Kompas TV, Terawan mengatakan bila penyakit ini bisa sembuh sendiri, sekalipun tanpa obat.
"Ini penyakit yang bisa sembuh sendiri. Sama seperti virus yang lain. Juga angka kematian dua persen atau di bawahnya. Tergantung imunitas tubuh. Makanya dari awal saya bilang, jaga imunitas tubuh," ujarnya mengutip dari Kompas TV.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Lagi, Virus Corona Bisa Sembuh 100 Persen Bahkan Tanpa Obat, Ini Penjelasannya!
Setali tiga uang, pemerintah Vietnam mengumumkan bila masyarakatnya yang mengidap virus corona dinyatakan sembuh 100 persen.
Hingga Rabu pekan lalu (26/2/2020), seluruh pasien yang berjumlah 16 orang dinyatakan sembuh dan telah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
Selama 15 hari terakhir, Vietnam menyatakan mereka belum menemukan adanya kasus infeksi terbaru, seperti dilaporkan Al Jazeera Jumat (28/2/2020).
Kasus terakhir infeksi virus corona terjadi pada 13 Februari di sebuah desa di utara Hanoi, yang ditutup selama 20 hari terakhir.
Mengutip Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, Kementerian Kesehatan Vietnam menyatakan jika diibaratkan perang, maka mereka baru memenangkan babak pertama.
"Kami belum meraih kemenangan total dalam pertempuran ini karena segalanya tidak bisa diprediksi," jelas Vu merujuk kepada penyebaran virus di seluruh dunia.
Pasien terakhir, seorang pria berusia 50 tahun berinisial NVV, sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang pada Rabu pekan lalu.
NVV diketahui tertular dari putrinya, perempuan 23 tahun berinisial NTD.
Keduanya adalah warga distrik Son Loi di provinsi bagian utara, Vinh Phuc. NTD diketahui adalah satu dari delapan pekerja sebuah perusahaan Jepang yang baru kembali dari Wuhan, kota di China yang menjadi pusat penyebaran virus, pada 17 Januari.
Enam di antara rombongan yang berangkat, termasuk NTD, positif terinfeksi. Korban termuda adalah bayi berusia tiga bulan, dengan yang tertua 73 tahun.
Proaktif dan respons yang konsisten
Dr Kidong Park, perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Vietnam menyatakan, kunci sukses Hanoi adalah "respons yang konsisten dan proaktif".
Kasus penyebaran virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu dimulai ketika dua warga China terinfeksi di Ho Chi Minh City pada 23 Januari.
Pemerintah pusat akhirnya mendeklrasikan virus SARS-Cov-2 itu sebagai darurat nasional pada 1 Februari, tatkala enam orang resmi terjangkit.
Kemudian 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan isolasi terhadap 10.600 penduduk Son Loi selama 20 sejak lebih banyak kasus ditemukan.
Park menjelaskan, Hanoi mengaktifkan sistem respons mereka dengan mengintensifkan pengawasan, menggalakkan pengujian laboratorium.
Kemudian memastikan tidak ada infeksi di fasilitas kesehatan, menyegel informasi negatif atau hoaks, hingga kolaborasi dari berbagai sektor.
Belum ada obatnya
Wakil Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long pernah menuturkan pada Februari, belum ada vaksin yang ampuh untuk menyembuhkan virus corona.
Karena itu, mereka hanya mengandalkan prinsip dasar, di mana pekerja medis diharuskan mengikuti sejumlah protokol untuk menilai tingkat keparahan infeksi.
Pertama, dokter harus merawat orang yang menunjukkan gejala.
Kemudian pasien bakal mendapat level perawatan tinggi di mana mereka juga melakukan diet.
Kemudian tahap ketiga menurut Nguyen adalah, tim medis harus terus memperhatikan tingkat penyerapan oksigen dalam darah si pasien.
Selain berjibaku di rumah sakit, Hanoi juga melakukan perlindungan kepada siswa dengan tetap meliburkan kegiatan belajar mengajar.
Jutaan murid dari 63 kota dan provinsi seantero Vietnam hingga saat ini masih belum bersekolah sejak ditutup pada Tahun Baru Imlek.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Umumkan Seluruh Penderita Virus Corona Sembuh, Apa Tips Vietnam?
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR