Nakita.id - Banyak kesalahpahaman seputar isu kesehatan, termasuk adanya mitos, atau informasi dan tips yang sesungguhnya belum teruji oleh para ahli.
Penting bagi Moms untuk mengedukasi diri dengan memperbanyak bacaan dari sumber yang terpercaya agar tak ikut termakan mitos yang sudah tersebar luas.
Empat mitos di bawah ini sudah dikenal dan dipakai oleh banyak ibu, padahal hal tersebut salah kaprah.
1. Penggunaan bedak bayi ternyata berisiko
Sehabis memandikan bayi, seringkali Moms memberikan bedak bayi agar baunya tetap harum dan segar.
Namun, tahukah Moms bahwa sebenarnya pemberian bedak justru membahayakan bayi?
Dikutip dari babycenter.com, penggunaan bedak bayi dapat memberikan resiko bagi pernafasan bayi.
American Academic of Pedriatics menunjukkan bedak bayi bisa menyebabkan masalah pernafasan dan kerusakan paru-paru jika bayi menghirup partikel bedak bayi tersebut.
Pemakaian bedak bisa sebabkan nafas yang pendek, suara menciut-ciut pada bayi, dan menghalangi jalan udara untuk dirinya bernafas.
BACA JUGA: Selain Samsung, Hp Xiaomi Banyak Dipalsukan. Ini Cara Membedakannya
Risiko penggunaan bedak bayi akan meningkat jika diaplikasikan pada bayi prematur.
Tak hanya itu bayi dengan penyakit jantung bawaan, dan bayi yang sering mengalami masalah pernafasan juga bisa bisa mengalami risiko akibat penggunaan bayi.
Jika Moms yakin Si Kecil tidak punya risiko untuk menggunakan bedak bayi, ada baiknya terlebih dahulu bedak ditaruh di telapak tangan sebelum diusap ke badan bayi.
Untuk mencegah iritasi kulit, saat mengganti popok, bersihkan bokong bayi dari sisa bedak sebelum menggunakan bedak bayi kembali.
Moms bisa mengganti bedak bayi dengan krim atau salep untuk mengobati ruam popok. Petroleum jelly dapat menjadi pilihan alternatif.
2 Tidak perlu dibedong bila kaki bayi bertekuk
Banyak orangtua yang melakukan bedong pada anak dengan alasan agar mencegah bentuk kaki O saat besar nanti.
Moms mungkin ragu dan bertanya-tanya apakah "memaksakan" kaki bayi lurus (bedong) itu aman?
Kaki bayi biasanya tertekuk (lututnya terbentang lebar meski kaki dan pergelangan kaki saling berdekatan), dan hal ini normal pada bulan-bulan awal lahir.
Hal ini membuat femur (tulang paha) berada pada posisi benar sehingga sendi pinggul berkembang dengan baik.
BACA JUGA: Mau Menabung dengan Gaji Pas-Pasan? Hindari 5 Hal Ini Saat Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Menjaga kaki bayi tetap lurus ke bawah untuk waktu yang lama pada saat bayi malah dapat sebabkan hip dysplasia/dislokasi.
Bayi dengan hip dysplasia justru memakai alat bantu, kawat gigi atau gips untuk menjaga kaki mereka dalam posisi "katak" sehingga struktur-struktur tulang kakinya bisa berkembang dengan baik.
Lagipula, kaki bayi akan menjadi tegak saat bertambah tua, karena mulai bisa berjalan, dan si bayi juga mulai menggunakan kaki untuk menendang atau sekedar menggerak-gerakkan kakinya.
Moms bisa membantu dengan memijat-mijat atau melakukan stretching pada kaki bayi.
Namun, jika Moms masih ragu ada baiknya konsultasi ke ahli ortopedi anak.
3. Pusar yang bodong harus ditempelkan koin agar bodongnya hilang?
Hernia Umbilikalis terjadi ketika ada bagian dari usus yang menonjol melalui pembukaan pusat di otot perut, atau dikenal dengan “bodong”.
Pada bayi, hernia umbilikalis dapat sangat jelas terlihat ketika bayi menangis, pusar bayi tampak menonjol.
Hal ini umumnya terjadi pada bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
BACA JUGA: Bau Mulut Bikin Tak Mesra Dengan Suami, Atasi Dengan Cara Ini Moms!
Cara untuk menanganinya direkomendasikan menunggu hernia umbilikalis menutup sendiri, karena otot-otot perut anak akan semakin kuat dan menutup hernia secara alami.
Untuk mencegah komplikasi, jika hernia umbilikalis tidak hilang sampai pada usia 4 tahun atau muncul saat dewasa mungkin perlu tindakan bedah.
Teknik seperti merekatkan atau mengikat koin di umbilikus untuk menutup hernia tidak efektif dan tidak dianjurkan.
Lagipula melakukan ini bisa menyebabkan iritasi pada kulit.
4. ASI yang pertama keluar dibuang
Kolostrum atau ASI yang pertama keluar, hendaknya tidak membuang cairan kental berwarna kekuningan ini.
Karena faktanya, kolostrum kaya nutrisi seperti betakaroten dan antioksidan, juga antibodi yang menjaga bayi agar tetap sehat.
BACA JUGA: Moms, Jangan Langsung Percaya dengan 9 Mitos Tentang Klitoris Ini!
Tidak perlu khawatir juga dengan produksi ASI yang sedikit, karena bayi baru lahir masih memiliki porsi makan yang sedikit.
Kapasitas lambung bayi masih sebesar kelereng (5-7 ml).
Moms dengan ukuran payudara kecil tidak usah cemas dengan produksi ASI yang dikhawatirkan lebih sedikit.
Produksi susu tidak berhubungan dengan besar kecilnya ukuran payudara.
Pastikan kebutuhan nutrisi Moms cukup agar dapat menghasilkan ASI yang kaya manfaat bagi Si Kecil.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | the bump,babycenter.com,Dr Weil |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR