Nakita.id - Artis cantik Jennifer Dunn kembali muncul ke publik setelah terseret dalam kasus korupsi Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
Jennifer Dunn menerima aliran dana korupsi, berupa pemberian fasilitas mewah seperti mobil dan juga kartu kredit.
Namun, dikatakan oleh istri Faisal Harris ini, fasilitas tersebut diterimanya ketika menjadi pengawai Wawan.
Mengutip dari Kompas.com, Jennifer Dunn pernah bekerja di salah satu usaha karaoke milik Wawan.
Di sana, perempuan berumur 30 tahun ini bekerja di posisi humas atau public relations (PR).
Ketika ditemui usai bersaksi di persidangan, Jennifer Dunn pun membongkar gaji yang didapatnya saat itu.
"Gaji Rp9 juta," jelas Jennifer.
Ibu sambung Shafa Harris ini mengaku, ia mau menerima pekerjaan dari Wawan karena tak punya pilihan alias kepepet setelah sepi panggilan syuting.
"Karena memang waktu itu kan kalian tahu sendiri saya sudah enggak syuting lagi, enggak kerja lagi," ucapnya.
Namun, dalam kesempatan bertemu awak media tersebut, Jennifer Dunn sempat marah hingga menegur salah satu wartawan.
Melansir dari Tribun Style, Jennifer Dunn tidak suka dengan nama panggilan yang dilontarkan oleh awak media tersebut.
"Kak Jedun berapa lama kerja di Wawan?" tanya salah seorang pewarta.
Jennifer Dunn yang semula ramah mendadak menjadi murka.
Tak terima dipanggil Jedun, Jennifer Dunn pun mengucap kemarahannya.
Dengan nada tegas, Jennifer Dunn mengaku tak mau lagi dipanggil Jedun.
Jennifer Dunn pun meminta semua orang memanggilnya dengan nama Jeje.
"Jeje! Stop deh, panggil gue Jedun ya."
"Gue enek banget sama kata-kata itu!" ucap Jennifer Dunn dengan nada tinggi.
Jennifer Dunn sendiri mengaku dirinya hanya bekerja sebentar, karena setelahnya Wawan diciduk karena tersangkut kasus korupsi.
"Baru sempat mau dua bulan, kejadian Mas Wawan kena musibah," kata Jennifer Dunn.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com,Tribun Style |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR